Dari Pantai Waisai Torang Cinta, Seruan untuk Bangkit Bersama

Ket: Gubernur Papua Barat Daya, Elisa Kambu (tengah) memberikan sambutan pada puncak HUT ke-22 Raja Ampat, Jumat (9/5/2025)/Foto. Varuq Husain
Ket: Gubernur Papua Barat Daya, Elisa Kambu (tengah) memberikan sambutan pada puncak HUT ke-22 Raja Ampat, Jumat (9/5/2025)/Foto. Varuq Husain
banner 120x600

Refleksi Gubernur Elisa Kambu dalam Peringatan HUT ke-22 Raja Ampat

Waisai, RajaAmpatNews-Pantai Waisai Torang Cinta, Distrik Kota Waisai, Ibukota Kabupaten Raja Ampat pada Jumat pagi, 09 Mei 2025 tidak hanya menjadi saksi perayaan usia ke-22 Kabupaten Raja Ampat, tetapi juga menjadi panggung bagi sebuah ajakan tulus dari Gubernur Papua Barat Daya, Elisa Kambu. Di tengah semangat dan antusiasme masyarakat yang memenuhi pesisir pantai, Gubernur menyampaikan sesuatu yang lebih dari sekadar sambutan seremonial.

Ia menyampaikan sebuah pesan kebersamaan—sebuah seruan agar seluruh masyarakat Raja Ampat mengambil bagian dalam perjalanan besar menuju masa depan yang lebih baik.

“Saya datang sebulan lalu, dan hari ini saya kembali. Wow… luar biasa. Raja Ampat berubah begitu cepat,” ujarnya dengan kagum.

Ungkapan spontan itu muncul dari kesan mendalam atas perubahan yang ia saksikan secara langsung. Bagi Gubernur, perubahan itu bukan datang tiba-tiba. Ia lahir dari komitmen kuat pemimpin daerah.

Ia lalu menegaskan, “Raja Ampat patut bangga memiliki pemimpin seperti Bupati Orideko I. Burdam dan Wakil Bupati Mansyur Syahdan. Mari kita dukung mereka. Kita harus bersama-sama membangun tanah ini.”

Bagi Gubernur Elisa, Raja Ampat bukan sekadar destinasi indah. Ia adalah pusat harapan dan kebanggaan bagi Papua Barat Daya. Daerah yang bukan hanya memukau karena keindahan alamnya, tapi juga karena potensi luar biasa yang dimilikinya untuk mendorong pertumbuhan dan kemajuan wilayah.

“Raja Ampat membuat orang rindu. Membuat orang tidak bisa tidur nyenyak karena ingin hadir di sini,” ucapnya. Dalam kalimat itu tersimpan kekuatan: Raja Ampat bukan hanya tempat yang indah, melainkan juga magnet harapan.

Pada momen yang sama, Gubernur melaunching Sekolah Luar Biasa Negeri Raja Ampat—SLB ketiga di provinsi termuda ini. Langkah itu menjadi simbol hadirnya negara bagi anak-anak berkebutuhan khusus.

“Mereka juga bisa. Mereka punya hak yang sama. Tidak boleh ada diskriminasi,” tegasnya. Kehadiran SLB menjadi pengingat bahwa kemajuan tak boleh meninggalkan siapa pun di belakang.

Gubernur Elisa kemudian menutup pesannya dengan penekanan pada satu tujuan besar: Papua Barat Daya yang bangkit, produktif, dan sejahtera. “Kalau kita tidak bangkit, tidak memulai, tidak produktif, maka kesejahteraan menjauh. Tapi saya percaya, Raja Ampat akan memicu pertumbuhan Papua Barat Daya,” tuturnya penuh harap.

Di tengah embusan angin laut dan nyanyian budaya yang mewarnai perayaan ulang tahun Raja Ampat, sambutan Gubernur Elisa menjadi penanda bahwa pembangunan bukan sekadar urusan pemerintah, tapi ajakan bagi semua pihak. Sebuah pengingat bahwa membangun Raja Ampat adalah tanggung jawab bersama.

Dan dari Pantai WTC, seruan itu menggema: bangkitlah bersama, produktiflah bersama, agar Raja Ampat tak hanya dikenal karena keindahan, tapi juga karena kemajuan dan kebahagiaannya.

Writer: Petrus Rabu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You cannot copy content of this page