Tari Gale-Gale Dapat Dukungan Jadi Warisan Budaya Tak Benda Indonesia

banner 120x600

Waisai, Raja Ampat News – Ribuan pasang mata terpesona menyaksikan keindahan Tari Kolosal Gale-Gale yang ditampilkan dalam pembukaan Jejak Raja Festival 2025 di Pantai Waisai Torang Cinta (WTC), Jumat (29/8/2025). Tarian ini dibawakan dengan penuh energi oleh siswa-siswi SMP Alfa Omega, SMP Negeri 21 Raja Ampat, serta Sanggar Tari Mbilin Kayam, yang berkolaborasi menghadirkan harmoni gerak dan musik khas Raja Ampat.

Penampilan spektakuler tersebut mendapat apresiasi tinggi dari Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Dr. Fadli Zon, M.Sc., yang hadir secara langsung untuk membuka festival. Dalam sambutannya, Fadli menilai Tari Gale-Gale bukan sekadar sebuah pertunjukan seni, melainkan warisan budaya yang sarat makna persaudaraan, persahabatan, dan kebersamaan. Karena itu, ia mendorong agar tarian khas Raja Ampat ini segera didaftarkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia.

“Luar biasa, mudah-mudahan Tari Kolosal Gale-Gale ini bisa segera terdaftar sebagai warisan budaya tak benda. Kita lihat tadi bagaimana tarian ini dibawakan dengan penuh keceriaan, persaudaraan, dan nilai yang luar biasa,” ujarnya penuh semangat.

Lebih jauh, Menteri Fadli Zon menegaskan bahwa Gale-Gale memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai bagian dari ekosistem pariwisata dan industri kreatif nasional. Ia menilai perkembangan media sosial dan berbagai platform digital membuka peluang luas untuk mempromosikan budaya Nusantara hingga ke kancah internasional.

“Tarian ini bisa menjadi intellectual property, dijadikan maskot, bahkan produk budaya yang mampu memberi pemasukan bagi masyarakat, apalagi dipadukan dengan keindahan alam Raja Ampat yang sudah mendunia,” jelasnya.

Fadli Zon menambahkan, kekayaan budaya lokal seperti Gale-Gale bukan hanya kebanggaan masyarakat Papua Barat Daya, tetapi juga menjadi bagian penting dari kekuatan diplomasi Indonesia. Seni budaya, menurutnya, memiliki daya untuk mempererat hubungan antarbangsa sekaligus memperkuat jati diri bangsa di tengah arus globalisasi.

“Jejak Raja Festival harus menjadi ruang yang bukan sekadar hiburan, melainkan wahana memperkuat persaudaraan, membangun semangat kebersamaan, dan mewariskan nilai-nilai luhur budaya kepada generasi muda,” tegasnya.

Usai membuka acara secara resmi, Menteri Kebudayaan juga menyempatkan diri mengunjungi stand pameran Jejak Raja Festival. Di sana ia melihat langsung berbagai karya seni, kerajinan tangan, serta produk lokal masyarakat Raja Ampat yang ikut meramaikan festival. Kehadirannya menjadi dukungan nyata bagi para pelaku seni dan budaya di daerah ini untuk terus berkarya dan menjaga tradisi leluhur.

Dengan dukungan pemerintah pusat, diharapkan Tari Gale-Gale tidak hanya dikenal di Raja Ampat, tetapi juga di seluruh Indonesia bahkan hingga mancanegara. Harapan tersebut semakin mempertegas posisi Raja Ampat, bukan hanya sebagai destinasi wisata bahari kelas dunia, tetapi juga sebagai pusat kekayaan seni dan budaya Nusantara.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You cannot copy content of this page