“Saya buka warkop khusus kopi panas, karena di sini belum ada yang menjual kopi panas. Bagi kaum muda-mudi yang ingin menikmati kopi panas, bisa langsung datang ke Taman Tahura, depan kantor Bupati Raja Ampat,” jelasnya.
Waisai, RajaAmpatNews— Di tengah geliat wisata di Taman Tahura Waisai, hadir sebuah warung kopi sederhana namun sarat makna. Warung ini milik Laurens Gaman, pemuda asli Raja Ampat yang membawa misi budaya dan semangat kemandirian lewat usaha kecil yang ia beri nama Warkop Tanum.
Nama Tanum diambil dari bahasa suku Maya, bahasa asli masyarakat Raja Ampat, yang berarti “minum”. Laurens sengaja memilih nama ini sebagai bentuk penghargaan terhadap bahasa dan identitas lokal yang kini mulai terlupakan, bahkan di pusat kota Waisai.
Laurens membuka warkop ini sebagai bentuk kehadiran dan sekaligus perlawanan terhadap dominasi pedagang dari luar daerah.

“Karena rata-rata yang jualan di taman ini kebanyakan dari luar. Kenapa kita, anak asli Raja Ampat, tidak jualan di tempat yang sudah disediakan oleh pemerintah untuk kita?” ujar Laurens ditemui ditempat kerjanya, Senin malam (16/6/2025).
Berbeda dari pedagang lainnya yang lebih banyak menawarkan minuman dingin, Laurens justru melihat peluang dari sesuatu yang sederhana: kopi panas. Ia pun membuka Warkop Tanum dengan spesialisasi tersebut.
“Saya buka warkop khusus kopi panas, karena di sini belum ada yang menjual kopi panas. Bagi kaum muda-mudi yang ingin menikmati kopi panas, bisa langsung datang ke Taman Tahura, depan kantor Bupati Raja Ampat,” jelasnya.
Namun, Warkop Tanum lebih dari sekadar tempat jualan. Warung ini adalah simbol perjuangan, ruang ekspresi budaya, dan bukti bahwa anak muda Papua juga mampu berdikari. Lewat warung ini, Laurens ingin membangkitkan semangat generasi muda untuk terus berusaha meski dalam keterbatasan.

“Jangan melihat dari kekurangan. Justru dari kekurangan itu kita harus berproses, harus berusaha untuk menjadi sukses ke depan,” pesannya.
Kini, Warkop Tanum bukan hanya tempat untuk menikmati kopi, tetapi juga ruang kecil yang merawat identitas, menumbuhkan ekonomi lokal, dan menyemai harapan bagi pemuda-pemudi Raja Ampat.