Waisai, R4news- Pemerintah Kabupaten Raja Ampat terus berupaya menurunkan prevelensi Stunting di wilayah berkarakteristik kepulauan tersebut. Upaya penurunan prevensi Stunting ditandai dengan pembentukan Tim dan regulasi Percepatan Penurunan Stunting, penyediaan fasilitas pendukung, edukasi dan sosialisasi serta pengingkatan kualitas sumber daya manusia pendamping Stunting.
Peningkatan kualitas SDM pendamping Stunting bukanlah hal sepele, mengingat para pendamping yang umumnya para kader posyandu dan pelaksana gizi tersebut sebagai garda terdepan mengedukasi masyarakat terkait Stunting.
Karena itu, berlangsung di Gedung Wanita Syalome Syeben, Senin, (5/6/2023), Dinas Kesehatan Pemkab Raja Ampat melaksanakan Pembinaan Kader Pembangunan SDM terkait Stunting.
Kegiatan yang berlangsung selama dua hari Senin, (5/6/2023) sampai Selasa, (6/6/2023) tersebut dihadiri 75 peserta yang terdiri dari 55 peserta dari Kader Posyandu dan 20 peserta tenaga pelaksana gizi Puskesmas se-Kabupaten Raja Ampat.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Masyarakat, Dinas Kesehatan Kabupaten Raja Ampat, Hobertina Omkarsba,SKM, M.Kes sekaligus ketua panitia pelaksana kegiatan menjelaskan Stunting merupakan masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi pada jangka waktu tentu, karena itu untuk memberikan pelayanan yang baik di posyandu perlu dilakukan kegiatan peningkatan kapasitas untuk menambah pengetahuan terkait pelayanan tumbuh kembang bayi, balita dan ibu hamil.
“Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan kapasitas kader posyandu, kader pengembangan sumber daya manusia terkait stunting, petugas gizi dalam membuat dan mengevaluasi pencatatan dan pelaporan melalui -PPGBM (Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat, red), juga petugas Puskesmas mampu menyusun intervensi gizi,” ujar Hobertina Omkarsba.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Raja Ampat, Dr. Yusuf Salim, M.Si meminta semua pihak di Raja Ampat untuk serius menangani permasalaham Stunting. Diakuinya pada level kabupaten, pemerintah berkomitmen menurunkan privelensi Stunting dimana hampir semua Organisasi Pemerintah Daerah di Lingkungan Pemda Raja Ampat sebagai Tim Percepatan Penurunan Stunting.
Namun yang lebih penting kata Yusuf, sapaan Yusuf Salim kegiatan penanganan Stunting harus lebih serius pada tingkat kampung dan kelurahan, karena penanganan dan penurunan Stunting membutuhkan aktion yang konkrit dan bukan sebatas retorika.
“Saya ingatkan kita semua untuk seriusi masalah stunting. Hampir semua OPD ada kegiatan stunting, tapi kita lihat kolaborasinya efektif. saya lebih cendrung penanganan stunting itu kita lakukan dibawah, di kelurahan atau kampung. Saya minta masing-masing OPD dalam enam bulan terakhir untuk fokuskan kegiatan penanganan stunting di kampung dan kelurahan,” ujar Yusuf Salim.
Dirinya meminta semua OPD di Lingkungan Pemda Raja Ampat agar dalam enam bulan terakhir untuk mengaplikasikan program dan kegiatan pada OPDnya masong-masing untuk penanganan Stunting di kampung dan keluarahan.
Mewakili Bupati Raja Ampat, Yusuf Salim juga mengapresiasi dilaksanakannya kegiatan Pembinaan Kader Pembangunan SDM terkait. Diharapkannya kegiatan tersebut membawa manfaat positif bagi Raja Ampat dan menekan pertumbuhan angka Stunting di Raja Ampat.
Kegiatan pembinaan Kader Pembangunan SDM Stunting tersebut menghadirkan narasumber Ahli Gizi dan Kesehatan Keluarga dari Dinas Kesehatan Provinsi Papua Barat. Pembukaan kegiatan tersebut dihadiri pimpinan OPD dan ASN di Lingkungan Pemda Raja Ampat. (Petrus Rabu/R4news)