Waisai, RajaAmpatNews-Konservasi Indonesia kembali melaksanakan rekaman Talk Show yang mengusung tema, ”Komitmen Merangkai Masa Depan Pariwisata Berkelanjutan Raja Ampat.
Talk show yang akan ditayangkan di Papua Channel tersebut berlangsung di Kantor Konservasi Indonesia, Km.12 Masuk Kota Sorong, Sabtu, (29/6/2024), menghadirkan empat narasumber antara lain Melkianus Su, SE dari Dinas Lingkungan Hidup, Kehutanan dan Pertanahan Papua Barat Daya, Sekretaris Daerah Raja Ampat, Dr.Yusuf Salim, M.Si, Kepala Bidang SBNP dan Armada Distrik Navigasi Tipe A Kelas I Sorong, Petrus Christanti Maturbongs, S.SiT,MM dan Kepala Dinas Pariwisata Raja Ampat yang diwakili Sekretaris Dinas, Muhamad Hanif Fikri.
Bird’s Head Seascape Konservasi Indonesia, Meidiarti Kasmidi yang tampil sebagai moderator menjelaskan hasil kajian visioning pariwisata berkelanjutan Raja Ampat berupa komitmen dan harapan serta rekomendasi para pemangku kepentingan pariwisata Raja Ampat.
Dijelaskannya kajian itu untuk merefleksikan perjalanan pengembangan pariwisata di Raja Ampat dan menggali harapan bagaimana semestinya pariwisata di kembangkan di Raja Ampat. Mengapa ini penting dilakukan? Agar dapat menjadi acuan atau arahan pengembangan pariwisata berkelanjutan di Raja Ampat.
”Salah satu pihak yang menjadi sasaran visioning ini adalah pemerintah sebagai penentu kebijakan. Talk show kita hari ini akan fokus kepada bagaimana hasil visioning ini digunakan oleh pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan yang mendukung pembangunan pariwisata berkelanjutan di Provinsi Papua Barat Daya (PBD) khususnya Raja Ampat,” ujar Meidi Kasmidi.
Menurutnya, Dari hasil kajian visioning pariwisata berkelanjutan ini ditemukan pesan kunci dari para pemangku kepentingan yang terdiri dari 4 unsur yaitu Tata Kelola, Pelestarian Sumber Daya Alam (SDA), Kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan Ekonomi Masyarakat.
”Dari empat unsur inilah yang mau kita gali dan pesan-pesan kunci mau disampaikan keempat narasumber,” ujar Meidi membuka kegiatan Talk Show tersebut.
Terkait modal utama pariwisata adalah sumber daya alam lestari, Melkianus Su, SE dari Dinas Lingkungan Hidup, Kehutanan dan Pertanahan Papua Barat Papua Barat Daya yang mewakili kepala dinas dan sekda Papua Barat Daya menjelaskan terkait perencanaan dan pengembangan pariwisata di Papua Barat Daya sudah tercantum dalam dokumen induk perencanaan pembangunan daerah, bahkan Raja Ampat menjadi salah daerah yang mendapat perhatian serius sehingga pariwisata Raja Ampat tetap berkelanjutan dan memberi manfaat bagi masyarakat Papua Barat umumnya dan Raja Ampat khususnya.
”Raja Ampat sesuatu yang mengangungkan dunia. Suatu anugerah dan kebanggan kita di Kepala Burung. Pariwisata Raja Ampat tentu bukan saja memberi manfaat bagi pelaku usaha wisata tetapi juga masyarakat setempat,” ujar Melkianus Su.
Pelestarian sumber daya alam ternyata juga menjadi target dan fokus Distrik Navigasi Tipe A Kelas I Sorong. Petrus Christanto Maturbongs, S.Si yang sehari-harinya sebagai Kepala Bidang SBNP dan Armada Distrik Navigasi Tiep A Kelas I Sorong mengakui Kementerian Perhubungan khususnya melalui Dirjen Perhubungan Laut sudah banyak mengeluar regulasi terkait bagaimana perlindungan maritim.
”Kami mengikuti aturan dunia, high mooring regulation. Aturan organisasi maritim dunia, kewajiban kapal, contohnya sampah, minyak, water balance managemen. Contohnya air balas. Dia gag boleh bawa dari Jakarta ke Raja Ampat tapi kebijakan daerahnya seperti apa? Ini yang nama sinkronisasi harus kita jalankan. Sudah peraturan presidennya, peraturan pemerintah, peraturan menteri terkait kebijakan pemerintah terhadap lingkungan dan pelestarian sumber daya alam baik di laut yaitu pariwisata ataupun yang ada di darat,” ujarnya.
Dikatakannya, Distrik Navigasi Tipe A Kelas I Sorong saat ini sudah melakukan survei alur memasuki daerah terbatas atau konservasi, dan saat ini bidang alur Distrik Navigasi Tipe A Kelas I Sorong berada di Raja Ampat untuk melakukan survei alur. Survei alur ini bermanfaat untuk pergerakan arus dan pergerakan kapal yang melintasi di wilayah Raja Ampat.
”Hasil survei ini nanti sampai pada ketetapan Menteri, bagaimana kapal harus masuk situ dan apa yang menjadi kewajiban kapal memasuki kawasan tersebut,” ujarnya.
Dirinya juga menerangkan ada kebijakan pusat terkait coral tri angle, segi tiga karang dunia, dimana termasuk Raja Ampat yang menjadi kawasan hamparan coral yang harus dijaga pemerintah. Melalui kebijakan pemerintah mengatur arus pergerakan kapal.
”Informasi ini akan disampaikan pada sidang IMO (International Maritime Organization) untuk kebijakan pemerintah Indonesia dalam menjaga seluruh kawasan perairan Indonesia, dalam artian untuk keselamatan pelayaran. Intinya kami di keselamatan pelayaran, dari situ akan tumbuh kembang untuk menjaga sumber daya alam yang ada,” ujarnya.
”Intinya, kami dari Perhubungan Laut terus berusaha membangun kolaborasi dengan semua stakeholder baik pemerintah daerah atau LSM, dan perusahan pelayaran agar menjaga keselamatan pelayaran dan sumber daya alam maritimm agar tetap berkelanjutan,” tambahnya
Sekda Raja Ampat, Dr. Yusuf Salim,M.Si ketika dimintai tanggapan terkait program pemerintah dalam meningkatkan kapasitas SDM khususnya SDM masyarakat lokal menjelaskan sejak adanya Raja Ampat pemerintah telah banyak dilakukan, diantaranya bangun homestay. Tidak sekedar pembangunan fisik saja tetapi juga non fisik. Ada kegiatan pelatihan dan studi tiru dan sebagainya.
”Hanya memang perlu saya garis bawahi bahwa saat ini pemerintah daerah tidak lagi melihat berapa orang yang harus dibina atau pelatihan tapi kita melihat dari hasil program terdahulu harus evaluasi. Misalnya dari sekian homestay yang dibangun dan berapa fungsi. Dan yang berfungsi itu yang perlu kita perhatikan SDM nya,” ujarnya.
Intinya kaya Yusuf, sapaan Yusuf Salim apa yang sudah dilakukan perlu dievaluasi. Pemerintah kata dia, tidak harus mengejar jumlah orang yang dibina tapi yang kejar adalah kualitas.
”Jadi dari sekian yang kita latih tiap tahun itu, berapa banyak yang masih berjalan. Itu yang kami perhatikan,” ujarnya.
Kedepannya, tambah dia, pemerintah menyusun program dan aturan untuk memberi peran kepada masyarakat lokal untuk tidak menjadi penonton dalam pengelolaan dan pengembangan pariwisata di Raja Ampat.
”Pemerintah tidak hanya mengejar program tapi bagaimana program itu akurat, tepat sasaran dan memberi dampak bagi SDM pengelola pariwisata di Raja Ampat,” tambahnya.
Yusuf Salim memberi apresiasi dengan dilaksanakan talk show tersebut. Diakuinya kata kunci pengelolaan pariwisata berkelanjutan ini adalah kolaborasi, kerja sama antara semua sektor . Dirinya mengapresiasi langkah Navigasi Tipe A Kelas I Sorong. Menurutnya langkah positif Navigasi akan diadopsi pemerintah daerah dalam bentuk perda atau peraturan Bupati sehingga alam Raja Ampat terjaga.
Talk show tersebut juga mengupas banyak hal terkait komitmen para pihak dalam merangkai masa depan pariwisata berkelanjutan Raja Ampat seperti pelestarian sumber daya alam, pemberdataan ekonomi masyarakat, masalah sampah dan managemen satu pintu bagi pariwisata Raja Ampat. Talk show tersebut secara lengkapnya akan ditayangkan Papua Channel pada tanggal 10 Agustus 2024 bertepatan dengan Hari Konservasi Alam Sedunia.
Penulis: Petrus Rabu