Waisai, RajaAmpatNews– Dewan Pengurus Pusat Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) menegaskan bahwa pengurus dan anggota organisasi WKRI dipanggil untuk mengangkat harkat dan martabat manusia, khusus perempuan dan anak.
“Dalam suasana yang penuh suka cita ini, saya mengajak seluruh pengurus dan anggota WKRI untuk mengingat Kembali semangat dan sikap dasar pendiri pada tahun 1924, yang didorong oleh panggilan untuk mengangkat harkat dan martabat manusia, khususnya perempuan dan anak,” demikian Ketua WKRI DPD Keuskupan Manokwari Sorong, Matelda Ribo saat membacakan sambutan tertulis Dewan Pengurus Pusat WKRI pada Perayaan Hari Ulang Tahun ke-100 WKRI dan HUT ke-32 WKRI Keuskupan Manokwari Sorong yang berlangsung di Aula Bappeda, Kompleks Kantor Bupati Raja Ampat, Jumat (26/7/2024).
Matelda Ribo menjelaskan keprihatinan utama pendiri WKRI saat itu adalah semakin terpinggirnya hak-hak perempuan sebagaimana semangat emansipasi yang telah diinisiasi RA. Kartini, dimana saat itu semangat emansipasi Wanita masih jauh dari yang dicita-citakan.
“Perendahan terhadap harkat dan martabat kaum perempuan serta anak menjadi keprihatinan sekaligus semangat perjuangan WKRI selama 100 tahun,” ujar Matelda Ribo.
Dikatakannya, perjuangan untuk menghormati dan mengangkat harkat dan martabat kaum perempuan dilakukan oleh seluruh pimpinan dan anggota organisasi di semua jenjang mulai dari ranting , cabang, daerah dan pusat. Perjuangan ini kata dia, dilakukan secara khas, aktif dan mandiri di semua wilayah Indonesia berdasarkan prinsip solidaritas , subsidiaritas dan ditopang oleh nilai-nilai dasar organisasi.
Dikatakannya Moment HUT ke-100 WKRI akan meningkatkan memotivasi organisasi san anggota untuk meningkatkan kualitas pribadi dan semakin berarti bagi masyarakat, bangsa dan negara melalui karya pelayanan yang nyata.
“Untuk sahabat hati saya di WKRI Keuskupan Manokwari Sorong, mari jadilah WKRI yang hidup untuk menghidupkan. Dan jadilah hidup semakin bermakna dan semakin berarti,” ujarnya.
Dirinya juga menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah daerah dan semua pihak yang mendukung WKRI DPC Raja Ampat.
Sementara itu, Pastor Crispianus Pandalewa, SVD mewakili penasehat rohani WKRI Keuskupan Manokwari Sorong mengingatkan anggota WKRI untuk menjaga persatuan dan persaudaraan.
Bagi dia menjaga persatuan dan persaudaraan antar sesama anggota sangat urgent dalam mendorong kesetaraan gender dan meningkatkan peran aktif perempuan dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan gereja.
“Kedua, kembangkan semangat ibu menolong ibu, perempuan menolong perempuan dan wanita menolongg wanita. Ini dua pesan penting yang dititipkan Pater Isak Bame selaku Penasehat Rohani WKRI DPD Keuskupan Manokwari Sorong melalui telephon saat saat di Pastoran Gereja Katolik Waisai tadi Sorongg,” ujarnya dihahdapan ratusan anggota WKRI Keuskupan Manokwari Sorong.
Tujuan didirikannya WKRI, kata P. Crispianus Pandalewa, SVD, sebagai alat dan sarana mengangkat harkat dan martabat perempuan pada saat ini dengan kegiatan latihan baca tulis, kursus mmenjahit dan pelajaran agama bagi Wanita yang di pabrik.
“Dari Waktu ke Waktu, WKRI makin dikenal karena karya dan kiprahnya bagi bangsa, negara dan gereja. Dan hingga kini WKRI adalah satu-satunya organisasi Wanita yang berbendera katolik dan mengibarkan panji-panji Kristus sejak lahir pada awal abad ke-20 dan masih bertahan hingga abad ke-21 ini,” tambah P. Crispianus Pandalewa, SVD.

Sementara itu Bupati Raja Ampat dalam sambutan tertulis yang dibacakan Staf Ahli Bupati Bidang Politik dan Pemerintahan, Albert Kaihatu, S.Sos, MM menegaskan moment perayan HUT ke-100 WKRI dan ke-32 WKRI Keuskupan Manokwati Sorong sangat bersejarah dan penuh makna, baik bagi WKRI maupun bagi kita semua yang turut merasakan dampak positif dari kehadiran organisasi ini.
“Selama 100 tahun WKRI telah menujukan dedikasi dan komitmen yang luar biasa dalam mendukung dan memperkuat peran organisasi yang menjadi pilar penting dalam memajukan Pendidikan, Kesehatan, kesejahteraan dan kesetaraan gender,” ujar Albert Kaihatu.
Dirinya berharap perayaan HUT ke-100 WKRI dan ke-32 WKRI DPD Keuskupan Manokwari Sorong tidak hanya merenungkan sejarah tetapi juga menjadi momentum refleksi untuk melihat apa yang telah dicapai dan merancang kegiatan strategis kedepan.
Perayaan yang diawali dengan Misa Syukur tersebut dihadiri ratusan Pengurus dan Anggota WKRI baik dari tingkat keuskupan maupun pengurus dan anggota WKRI Dewan Pengurus Cabang dari sejumlah paroki di Keuskupan Manokwari Sorong.
Penulis: Petrus Rabu