Waisai, RajaAmpatNews – Wakil Ketua I DPRK Raja Ampat, Yehuda Manggarai, menyatakan dukungan terhadap langkah Pemerintah Daerah yang merelokasi pedagang ke Pasar Baru Snon Bukor. Menurutnya, langkah tersebut bukan hanya menyikapi kondisi pasar lama yang kumuh dan tak layak, tetapi juga sebagai upaya memperbaiki wajah kota Waisai sebagai destinasi wisata.

Dalam pernyataannya, Kamis (24/4/2025), Yehuda menilai bahwa relokasi pasar merupakan bagian dari kebijakan strategis Bupati Raja Ampat, Orideko Iriano Burdam, dalam membenahi infrastruktur dan menata wajah kota. Hal ini sejalan dengan visi daerah yaitu Raja Ampat Bangkit dan Produktif.
“Kami melihat komitmen Bupati sangat jelas dalam membangun infrastruktur yang selaras dengan semangat kebangkitan Raja Ampat. Relokasi pasar ini adalah bagian dari penataan kota agar lebih layak dan manusiawi,” ujar Yehuda.
Ia menambahkan bahwa DPRK, khususnya unsur pimpinan, siap menjembatani aspirasi pedagang yang terdampak relokasi. Menurutnya, keresahan pedagang selama ini berfokus pada kekhawatiran barang dagangan tidak laku dan kehilangan pelanggan.
“Pedagang tentu ingin barangnya laku dan penghasilannya tetap stabil. Itu hal wajar, dan DPRK akan hadir untuk memastikan pemerintah mendengar dan menyiapkan langkah-langkah pendukung agar pedagang tidak dirugikan,” jelasnya.

Yehuda juga menyinggung kebijakan Bupati yang mewajibkan ASN berbelanja di pasar. Ia menilai langkah ini sebagai strategi positif untuk menjaga perputaran ekonomi di pasar dan memberi kepastian bagi pedagang.
“Kalau ASN belanja di pasar, maka pasar akan tetap hidup. Ini bentuk nyata keberpihakan pemerintah kepada pedagang kecil,” ujarnya.
Lebih jauh, ia menyebut bahwa kondisi pasar lama memang sudah tidak layak, bahkan dinilai kumuh. Jika terus dipertahankan, pasar tersebut dapat merusak citra kota Waisai yang dikenal sebagai gerbang pariwisata Raja Ampat.
“Kita harus sadar, Waisai adalah wajah depan Raja Ampat. Pasar yang kumuh bukan hanya merugikan pedagang, tetapi juga merusak citra kota ini di mata wisatawan,” tegas Yehuda.
Ia berharap seluruh proses relokasi dilakukan secara aman dan dialogis. DPRK, katanya, akan terus mendampingi proses tersebut agar tidak menimbulkan gejolak sosial dan tetap menguntungkan masyarakat.

“Kita ingin proses ini berjalan damai, semua pihak duduk bersama mencari solusi terbaik. Jangan sampai relokasi jadi beban, tapi justru harus jadi momentum memperbaiki penghidupan pedagang dan wajah kota,” tutupnya.
