Waisai, RajaAmpatNews – Terkait persoalan pengelolaan sampah di Kota Waisai, Pemerintah Daerah sejatinya tidak tinggal diam. Salah satu langkah nyata yang dilakukan adalah membentuk kelembagaan khusus, yakni Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelola Lingkungan, yang diharapkan menjadi tangan kanan pemerintah dalam menata dan mengolah sampah di Raja Ampat.
Kehadiran UPT ini diharapkan mampu mengoptimalkan pengelolaan sampah di Kota Waisai sebagai gerbang wisata dunia. Dengan dukungan dan kerja sama masyarakat, UPT diharapkan sanggup mengemban tugas berat menjadikan Waisai sebagai kota pariwisata yang bersih, sehat, dan berdaya saing.
Hal ini ditegaskan Kepala UPT Pengelola Lingkungan Raja Ampat, Yohanis Patris Umalan, S.Psi, M.Si, dalam wawancara dengan RajaAmpatNews.com di Kompleks Kantor Bupati Raja Ampat, Rabu (24/9/2025).
“Saya kepala UPT yang baru dilantik tanggal 4 September 2025 oleh Bupati Raja Ampat. Kita tahu bahwa persoalan sampah ini menjadi momok, bukan saja di kota-kota besar, tetapi juga di kota kecil di seluruh Indonesia. Langkah-langkah Bupati Raja Ampat termasuk pelantikan pimpinan UPT merupakan langkah baik. Karena sejak 2022 UPT Pengelola Lingkungan sudah dibentuk, tetapi secara kelembagaan belum berjalan. Sekarang sudah dilantik, maka mau tidak mau kami harus bekerja keras,” ungkapnya.
Patris menjelaskan, dalam tiga bulan ke depan pihaknya akan memulai program prioritas, yaitu sosialisasi dan pelatihan pemilahan sampah dari rumah tangga. “Kami akan dorong RT-RT agar membantu penguatan kelembagaan di tingkat kelurahan. RT menjadi garda terdepan untuk membantu UPT dalam pemilahan sampah dari rumah, kios, hingga tempat usaha,” katanya.
Menurutnya, salah satu kendala yang dihadapi adalah belum maksimalnya pengelolaan kebun organik, bengkel kompos, dan bank sampah.
“Bupati sudah berkomitmen untuk membenahi hal ini. Kami akan aktifkan kembali kebun organik, bengkel kompos, dan bank sampah, sehingga sampah yang sudah dipilah bisa dikelola dengan baik,” jelas Patris.
Selain itu, pada tahun 2026, UPT juga akan mengembangkan program budidaya ulat maggot untuk mengurai sampah organik dalam waktu cepat dan berintegrasi dengan pertanian serta peternakan. “Maggot bisa jadi pakan ternak, sisanya bisa jadi pupuk organik. Dengan begitu, petani Raja Ampat bisa beralih dari pupuk kimia ke pupuk organik,” ujarnya.
Untuk sampah plastik, UPT bekerja sama dengan Lembaga Sampah Sorong Raya dan PT. Milion Limbah Papua yang telah menandatangani MoU dengan Pemda Raja Ampat pada Juni 2025.
“Mereka khusus menangani sampah plastik, karena sampah jenis ini sangat berbahaya bila dibuang sembarangan, bisa menyumbat saluran air dan menyebabkan banjir,” tambahnya.
Menanggapi banjir yang dua kali melanda Kota Waisai pada September 2025, Patris menegaskan persoalan tersebut berkorelasi langsung dengan sampah.
“Kalau sampah masuk selokan, saat hujan turun akan menyumbat parit. Kemarin saya keliling Waisai, banyak sampah berserakan dan terbawa banjir ke kali pasar lama. Ini sangat jelas hubungannya dengan banjir,” ucapnya.
Karena itu, ia menekankan pentingnya kerja sama pemerintah dan masyarakat. “Kebersihan kota tidak bisa ditangani pemerintah sendiri. Harus ada partisipasi masyarakat. Pemerintah menyediakan regulasi dan fasilitas, tapi tanpa kesadaran masyarakat semua itu sia-sia,” tegas Patris.
Ia pun mengimbau warga Waisai untuk menjaga kebersihan lingkungan. “Kami minta kepada seluruh warga, mari sama-sama jaga Kota Waisai tetap bersih. Ko sayang Waisai, ko jaga lingkungan, dan ko jaga Raja Ampat,” tutupnya.
Melalui berbagai strategi, mulai dari pemilahan sampah rumah tangga, reaktivasi bank sampah dan kompos, hingga inovasi budidaya maggot, UPT Pengelola Lingkungan Raja Ampat menegaskan komitmennya dalam mengubah sampah menjadi potensi bernilai.
Namun, keberhasilan program ini tidak hanya bergantung pada pemerintah, melainkan juga pada kesadaran kolektif masyarakat. Dengan semangat “Ko sayang Waisai, ko jaga lingkungan, ko jaga Raja Ampat,” UPT mengajak seluruh warga bersama-sama menjaga kebersihan kota. Harapannya, Waisai dapat tampil sebagai kota wisata yang bersih, ramah, dan membanggakan di mata dunia.
Writer: Petrus Rabu