waisai_R4News-Bertepatan dengan pembukaan Festival Pesona Raja Ampat dan Suling Tambur 2023, Pemerintah Kabupaten Raja Ampat melalui Dinas Pariwisata bekerja sama dengan Yayasan Konservasi Indonesia meluncurkan satu peta destinasi wisata dan konservasi Raja Ampat.
Peluncuran tersebut ditandai pembukaan baliho oleh Penjabat Gubernur Papua Barat Daya, Drs. Mohammad Musa’ad bersama Bupati Raja Ampat, Abdul Faris Umlati, SE, M.Pd disaksikan Forkompimda Raja Ampat, para pejabat dan ratusan pengunjung festival pesona Raja Ampat di Pantai Waisai Torang Cinta, Rabu, (18/10/2023)
Sebagai salah satu upaya demi mewujudkan pariwisata berkelanjutan yang berlandaskan kelestarian alam, ekonomi, dan sosial budaya, dan bersamaan dengan pembukaan Festival Pesona Raja Ampat 2023 turut diluncurkan Satu-Peta Destinasi Wisata dan Konservasi Raja Ampat.
Satu Peta merupakan hasil kolaborasi Pemerintah Kabupaten Raja Ampat melalui Dinas Pariwisata bersama-sama mitra pemerintah lainnya, terkhusus pengelola kawasan-kawasan konservasi di darat maupun di laut Raja Ampat, serta mitra-mitra pembangunan.
Satu-Peta Destinasi Wisata dan Konservasi Raja Ampat merupakan sebuah laman interaktif yang dapat diakses dengan mengetik URL https://bit.ly/satupetar4 pada peramban atau memindai QR Code yang akan menghantarkan pengguna kepada laman yang dimaksud.
“Peta daring ini menyajikan informasi yang dapat ditampilkan dan disembunyikan sesuai kebutuhan pengguna. Mulai dari informasi terkait akomodasi, layanan kesehatan, destinasi dan aktivitas wisata seperti trekking dan lokasi pengamatan burung, situs penyelaman dan snorkeling, serta zonasi kawasan konservasi,” papar Meidiarti Kasmidi, Bird’s Head Seascape (BHS) Tourism and Capacity Building Manager dari Konservasi Indonesia, salah satu mitra pembangunan yang terlibat dalam pengerjaan Satu Peta ini.
Usai sesi peluncuran, beberapa pengunjung tampak mengunjungi booth konservasi – salah satu pengisi Festival Pesona Raja Ampat 2023 yang digagas oleh Satuan Kerja (Satker) Raja Ampat dari Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua Barat, Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pengelolaan Kawasan Konservasi (KK) di Perairan Kepulauan Raja Ampat, dan mitra-mitra pembangunan lain yang bekerja di Raja Ampat, termasuk Konservasi Indonesia.
“Saya bisa membayangkan kalau peta daring ini akan membantu banyak orang, terkhusus bagi pengguna yang belum cukup familiar dengan Raja Ampat. Selain informasi pariwisata yang esensial bagi wisatawan, saya pikir peta ini menampilkan informasi penting lainnya – terkhusus mengenai kawasan-kawasan konservasi dan aturan-aturannya,” jabar Kartika Dewi, pelancong asal Bali yang kebetulan sedang berada di Raja Ampat selama festival berlangsung.
Selain informasi esensial mengenai pariwisata seperti informasi, narahubung, dan lokasi akomodasi yang Dewi maksud, peta ini juga menyajikan informasi rinci seperti nama tempat wisata dan koordinatnya, informasi narahubung terkait tempat wisata tersebut, serta aturan-aturan wisata yang berlaku di sana.
Dalam kesempatan terpisah, Ellen Risamasu, ST, MT, selaku Kepala Dinas Pariwisata Raja Ampat menyatakan bahwa Satu-Peta Destinasi Wisata dan Konservasi Raja Ampat ini diharapkan dapat memberikan informasi untuk wisatawan dan pemangku kepentingan lainnya agar para pihak secara kolaboratif dapat meminimalkan pelanggaran serta dampak negatif pariwisata terhadap alam “Raja Ampat perlu memastikan bahwa wisatawan yang berkunjung adalah wisatawan yang bertanggung jawab agar alam terjaga dan memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat lokal, serta memperkuat dan menghormati kondisi sosial budaya di Raja Ampat. Mari bersama-sama kita atur wisata dengan bijak, agar alam terjaga dan masyarakat sejahtera,” pungkas Ellen. (Petrus Rabu/R4News)