Orideko Burdam Dalam Diam, ”Seorang Pekerja Keras Yang Rendah Hati Dan Hidup Sederhana “
(Bagian Pertama)

Oleh: Joris S. Omkarsba
Tinggal di rumah dinas pribadi yang sederhana, Orideko Burdam menunjukkan kesederhanaannya melalui gaya hidup, jika direnungkan kembali, dia adalah mantan kepala badan keuangan, dan sekarang menjabat Wakil Bupati Raja Ampat, tak ada fasilitas mewah disana.
Jarang berbicara, lebih banyak diam dan bekerja, adalah sebuah kesempatan emas, ketika Orideko sedang bercerita, perlu kosentrasi tinggi untuk mengingat setiap kata dan kalimat yang dikisahkan, karena jarang sekali dia melakukannya.
Itupun tak semua kisah hidupnya diceritakan, perlu kesabaran esktra untuk mendapatkan momen cerita lain di kesempatan berikut, harus sabar dan menanti momen-momen langka. Dengan sabar, cerita-cerita pendek yang diperoleh dari tempat dan waktu yang berbeda, dirangkaikan menjadi sebuah cerita panjang bersambung.
Masa kecil Orideko dihabiskan di kampung ibunya, Rauki, darisana dia tumbuh dewasa di RK VI pulau Doom, ketika mengenyam pendidikan SMA di YPK Immanuel Klademak Iii Sorong, pada tahun 1990-1993, remaja Rekub ini harus berjibaku dengan tuntutan ekonomi.
Dengan kondisi orang tua sebagai pegawai nagivasi yang mengawasi lampu-lampu mercusuar di perairan Raja Ampat, pemuda Rekub ini sering ditinggal pergi kedua orang tuanya, hal ini sangat mempengaruhi perekonomian keluarga, dia bersama kakak dan adiknya.
Sebagai lelaki tertua, Orideko bekerja sampingan untuk membiayai hidupnya agar tidak membebani ekonomi keluarga. Dia nekat memanjat kelapa di pulau Sop, untuk dijual ke pasar Bozwesen Sorong. Menjadi tenaga pemanggul pun dia jalani, apapuan pekerjaan sampingan yang bisa menghasilkan uang, dikerjakannya dengan tulus, agar sekolahnya tidak putus.
Berbekal talenta sepak bola, Orideko akhirnya menginjakkan kaki di kota Studi Jogjakarta, merumput sebagai pesepakbola professional bersama Perkesa Mataram. Namun hobinya itu tak diteruskan, Orideko banting stir mengejar cita-cita dan masa depan, menjadi mahasiswa ilmu pemerintahan di APMD Jokjakarta tahun 1993.
Menjadi mahasiswa, banyak tournament sepakbola antar kampus dan tarkam yang diikuti , hal ini sangat membantunya dalam memenuhi kebutuhan hidup sebagai mahasiswa. Tak hanya itu, berbekal pengalaman sebagai tukang panggul di Sorong, Orideko pun melamar di beberapa gedung yang sedang dibangun, menjadi pekerja disana.
Dia mengambil kerja malam agar dapat melakukan kegiatan kampus di siang hari, menjadi pemanggul pada beberapa event nasional dan local, pun dia jalani. Hanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dan mengurangi beban orang tua.
Kerja keras yang dilakukannya berbuah hasil, berbekal sarjana, Orideko kembali ke Sorong, dewi keberuntungan memihak dia, tahun 2003, dia diterima menjadi PNS Kabupaten Sorong, ketika itu Orideko aktif di forum komunikasi generasi muda Raja Ampat untuk memekarkan kabupaten Raja Ampat.
Tahun 2003, Raja Ampat, di mekarkan dari kabupaten Sorong, Orideko menjadi pegawai pertama bersama teman-temannya, dia ditempatkan di bagian keuangan Setda. Dari sini, berkat kerja keras dan keuletannya, lulusan S2 UGM ini, sampai pada posisi puncak sebagai Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah, era Marinda hingga AFU jilid I, tahun 2012-2020.
Menjadi Kepala Badan Keuangan, Orideko tetap rendah hati dan hidup sederhana di rumah dinasnya perumahan 100, bahkan rumah kepala bidang lebih mewah darinya.
Berbekal prestasi dan kepribadiannya sebagai orang baik, Orideko diminta rekan sejawat untuk menjadi Wakil Bupati Raja Ampat, mendampingi Abdul Faris Umlati S.E, M.Pd, 2021-2024.
Berbekal pengalaman pribadinya yang pernah hidup susah dan berjuang keras, walapun sekarang menjadi Wakil Bupati Raja Ampat, Orideko Iriano Burdam tetap menempati rumah sederhannya yang jauh dari kata mewah.
Darinya kita belajar, bahwa kesuksesan seseorang, tidak pernah diperoleh dengan berleha-leha dan menggunakan cara instan, tetapi harus diperoleh dengan keuletan, kerja keras dan kesetiaan, sebagaimana telah ditunjukkan oleh pemimpin Raja Ampat saat ini, Orideko Burdam.
Menduduki jabatan penting dan startegis di pemerintahan, lantas tidak membuat sesorang tidak harus sombong, dan lupa diri, tetapi tetaplah rendah hati dan hidup sederhana, karena jabatan adalah pemberiaan Tuhan yang dibaktikan untuk melayaniNya dan sesama manusia.
“Kata orang bijak, jika ingin mengetahui watak dan karakter seseorang, berikanlah dia jabatan dan kekuasaan, kita akan mengetahui, sifat dan karakter aslinya ” .
Orideko Iriano Burdam merupakan pemimpin yang telah teruji, ketika diberikan jabatan kepala Keuangan dan wakil bupati Raja Ampat, dia justru semakin merendah dan hidup sederhana.
Perjuangan, kerja keras dan kepribadiannya, kiranya dapat memotivasi generasi masa depan Raja Ampat.
Dia menjadi teladan yang patut dicontohi, karena karena ada banyak nilai yang bisa dipetik dari sepenggal kisah hidupnya ini “.
Ditulis oleh Joris Omkarsba