Orideko Burdam Dalam Diam ( 3 ), “Hidup Untuk Melayani Tuhan Dan Menjadi Berkat Bagi Orang Lain”

banner 120x600

Opini

Oleh Joris S. Omkarsba

Sebagian besar biaya operasionalnya sebagai Wakil Bupati Raja Ampat, dia habiskan untuk membantu kelancaran pekerjaan pelayanan GKI Di Tanah Papua, tak luput, berbagai bantuan kemanusiaan dikucurkan untuk menolong masyarakat Raja Ampat tidak mampu, semuanya dilakukan dengan tulus.

Lahir dari keluarga sederhana yang orang tuanya mengabdikan sebagian besar hidupnya menjadi majelis jemaat di GKI Bethel Doom, Orideko Burdam mewarisi keteladan ayahnya.

Sejak masih aktif sebagai ASN dan kini menjabat Wakil Bupati Raja Ampat masa bhakti 2021-2024, pria pendiam inipun berkecimpung dalam urusan pelayanan Gereja Kristen Injili Di Tanah Papua.

Hal ini dilakoni sejak masih menjadi pegawai keuangan di era Marinda jilid II, lulusan APMD Jogjakarta ini dipercayakan menjadi pegurus BPPG Klasis Raja Ampat, dimana dia bertugas memeriksa dan menata keuangan jemaat-jemat di lingkungan Klasis Raja Ampat

Ketika menjadi Wakil Bupati Raja Ampat, Orideko dipercayakan menjadi majelis jemaat dengan jabatan syamas di gereja Alfa Omega Waisai tahun 2022, selanjutnya masih di tahun yang sama pada sidang Klasis GKI Raja Ampat di Yenbuba 18 Oktober 2022, Orideko kembali dipercayakan menjadi Anggota BP Klasis Raja Ampat wilayah I.

Tak hanya jabatan resmi pelayanan rohani, Wakil Bupati Raja Ampat ini juga dipercayakan DPW FGM GKI Propinsi Papua Barat Daya, menjadi Ketua DPC FGM GKI Kabupaten Raja Ampat periode 2023-2026. FGM adalah singkatan dari Forum Generasi Muda GKI Di Tanah Papua yang membidangi pelayanan GKI Di luar pelayanan rohani.

Kepercayaan dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya dilaksanakan dengan tulus, dia tak hanya memberikan diri dan waktunya, tetapi juga dana dan fasilitas serta kewenanganya untuk kepentingan pelayanan GKI Di Tanah Papua, dari tingkat Sinode, Klasis, Jemaat hingga Rayon dan KSP.

Untuk urusan gereja, Orideko akan meniadakan berbagai kegiatan protokoler dalam rangka tugas wakil bupati atau mengisi kekosongan pejabat, dia lebih mementingkan melakukan pekerjaan gereja.

Termasuk speed boat Bonjos yang selalu dipinjam pakai oleh Muspida plus, jika untuk kepentingan gereja, dia berani menolak permintaan berbagai pihak, hanya untuk pelayanan GKI Di Tanah Papua.

Tak hanya pelayanan gereja, berbagai tuntutan dan keluhan masyarakat tidak mampu pun dia layani, baik lansia, orang meninggal di Raja Ampat maupun antar kabupaten dan propinsi, biaya orang sakit, biaya mas kawin, biaya anak sekolah, bantuan BBM, panti asuhan, tiket pesawat dan perbuatan kemanusiaan lainnya.

Banyak pihak memberi masukan untuk beliau membatasi bantuannya, cukup untuk hal-hal yang prinsip saja, namun Orideko tak bergeming sedikitpun, dengan seyum dia menjawab ;

” justru kita banyak memberi kepada gereja dan masyarakat tidak mampu, kita akan memperoleh berkat dari Tuhan, ada saja banyak jalan keluar yang kita peroleh dengan berbuat baik melayani pekerjaan Tuhan, “katanya”

Selama berkecimpung melayani pekerjaan Tuhan di GKI Di Tanah Papua, sebagai Syamas di gereja, anggota BP Klasis dan Ketua DPC FGM GKI Di Tanah Papua, dia menemui banyak kendala yang dihadapi gereja.

” Tidak ada rumah pastori pendeta, , pembangunan rumah ibadah yang belum selesai, transportasi pelayan, minimnya pendapat jemaat yang berdampak terhadap penerimaan derma jemaat, dan masih banyak lagi “.

Kerinduan terbesarnya adalah membangun sebuah badan usaha milik gereja yang dapat menjadi jalan keluar bagi permasalahan yang dihadapi para pelayan dan jemaat.

Melalui Forum Generasi Muda GKI Di Tanah Papua, Orideko sedang berupaya membangun organisasi gereja yang kuat untuk menopang pekerjaan Jemaat, Klasis, Sinode, bahkan PGI.

Banyak orang bertanya-tanya, apa untungnya dia melakukan semua itu, dengan senyum Orideko memberitahukan resepnya, “ hidup ini untuk melayani Tuhan dan menjadi berkat bagi orang lain “, dan disitulah letak kebahagiaan yang dicari setiap manusia.

Seperti syair yang ditulis dalam sebuah lagu:

Hidup ini adalah kesempatan, hidup ini untuk melayani Tuhan, jangan sia-siakan waktu yang Tuhan bri, hidup ini hanya sementara.

Oh Tuhan, pakailah hidup ku selagi aku masih kuat, bila saatnya nanti, ku tak berdaya daya lagi, hidup ini sudah jadi berkat.

Waisai, 8 Januari 2024

Artikel ditulis Joris S.Omkarsba

CATATAN

RajaAmpatNews.com menerima tulisan dalam bentuk opini atau artikel.

KETENTUAN:

1. Tulisan harus asli, bukan plagiasi, bukan saduran, bukan terjemahan, bukan sekadar kompilasi, pun bukan sekadar rangkuman pendapat/buku orang lain.

2. Belum pernah dimuat di media atau penerbitan lain.

3. Topik yang diuraikan atau dibahas merupakan sesuatu yang aktual, relevan, dan sedang menjadi pembicaraan hangat di masyarakat.

4. Substansi yang dibahas menyangkut kepentingan umum, bukan kepentingan komunitas tertentu.

5. Opini mengandung hal baru yang belum pernah dikemukakan penulis lain, baik informasi, pandangan, pencerahan, pendekatan, saran, maupun solusinya.

6. Uraian yang disajikan bisa membuka pemahaman atau pemaknaan baru maupun inspirasi atas suatu masalah atau fenomena yang berkembang di masyarakat.

7. Panjang Maksimal 800 kata.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You cannot copy content of this page