Minggu Palma di Waisai: Awal Perjalanan Iman Menuju Paskah

KET: Ibadah pemberkatan daun Palma oleh Romo Martin Hombahomba,pr/Sumber foto: Komsos Gereja Katolik Waisai
KET: Ibadah pemberkatan daun Palma oleh Romo Martin Hombahomba,pr/Sumber foto: Komsos Gereja Katolik Waisai
banner 120x600

Waisai, RajaAmpatNews – Suasana penuh khidmat dan sukacita menyelimuti Gereja Katolik Stasi Sta. Maria Mater Dei Waisai pada Minggu (13/4/2025), saat ratusan umat Katolik Kota Waisai- Raja Ampat berkumpul untuk merayakan Minggu Palma.

Perayaan ini menandai pembukaan Pekan Suci menjelang Hari Raya Paskah 2025 dan menjadi momen penting dalam kalender liturgi Gereja Katolik.

Perayaan diawali dengan pemberkatan daun palma di kompleks SD YPPK Sta. Maria Regina, yang kemudian dilanjutkan dengan prosesi perarakan menuju altar utama di gereja.

KET: Umat katolik berarak ke gereja dengan memegang daun palma di tangan/sumber foto: Komsos Gereja Katolik-Raja Ampat

Dalam prosesi ini, umat dengan khusyuk mengangkat daun palma sambil melantunkan pujian, mengenang saat Yesus dielu-elukan sebagai Raja Damai saat memasuki kota Yerusalem.

Pemberkatan daun palma tidak hanya menjadi simbol tradisi, tetapi juga lambang iman: kemenangan, damai, dan kehormatan. Daun palma menjadi pengingat akan sambutan penuh sukacita dari orang-orang Yerusalem lima hari sebelum penyaliban Yesus, seraya berseru, “Hosana bagi Anak Daud!”

Dalam homilinya, Romo Martin Hombahomba, Pr., mengajak umat untuk merenungi perjalanan via dolorosa—jalan penderitaan yang dilalui Kristus sebagai bentuk ketaatan total kepada kehendak Bapa.

“Ketika seseorang mengalami cobaan, tuduhan, bahkan dijatuhkan oleh konspirasi, di situlah kesetiaan dan kebenaran diuji. Seperti Yesus, yang tetap teguh dan setia pada misi-Nya,” ujar Romo Martin.

KET: Pembacaan kisah sengsara Tuhan Yesus (pasio) oleh tiga umat pada perayaan ekaristi minggu Palma/sumber foto: Komsos Gereja Katolik-Raja Ampat

Ia menekankan bahwa teladan Yesus yang rela memikul salib dengan cinta dan ketabahan merupakan undangan bagi umat untuk berani menghadapi tantangan hidup, dengan pengharapan yang kokoh.

“Sering kali kita dikelilingi banyak orang saat senang, tapi saat jatuh, justru yang dekat bisa menjauh. Di situlah kita belajar makna sahabat sejati,” tambahnya.

Perayaan Minggu Palma ini bukan sekadar seremoni tahunan, tetapi juga menjadi momen kontemplatif yang mengajak umat untuk menyambut Paskah dengan hati yang dibaharui, iman yang diteguhkan, dan harapan yang tertuju pada kasih Kristus—kasih yang menang atas penderitaan.

Writer: Petrus RabuEditor: Petrus Rabu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You cannot copy content of this page