Renungan Mingguan (Minggu, 3 Agustus 2025)
Oleh: Pastor Ardus Endi*
Saudara/-i, yang terkasih dalam Kristus Tuhan. Bersama Gereja sejagat, pada hari ini, kita memasuki Hari Minggu Biasa ke-XVIII. Iman kita kembali diteguhkan berkat pewartaan Sabda Tuhan melalui bacaan-bacaan suci hari ini (I: Pkh. 1:2;2:21-23; II: Kol. 3:1-5.9-11; dan Injil Luk. 12:13-21). Kalau dicermati dengan sungguh-sungguh, sebetulnya ada begitu banyak nasihat berharga yang dijabarkan dari ketiga bacaan suci ini, tapi pada saat ini, saya hanya fokus pada dua hal.
Pertama, ajakan untuk menghindari sikap dusta. Hal ini secara gamblang disampaikan oleh Rasul Paulus dalam bacaan II. Kepada jemaat di Kolose, Rasul Paulus katakan: “Janganlah kamu saling mendustai satu sama lain, karena kamu telah meninggalkan manusia lama dan telah mengenakan manusia baru…” (Kol. 3:9). Berdusta berarti berbohong, menipu, atau memanipulasi. Orang yang berdusta adalah orang yang suka berbohong, suka memanipulasi fakta atau kebenaran, suka menipu sesama dengan aneka cara hanya untuk meloloskan kepentingannya.
Sikap dusta merupakan awal dari sebuah perpecahan dan konflik. Akarnya ada pada hilangnya sikap saling menghargai. Ketika setiap orang tidak saling menghargai dan tidak saling percaya maka sulit untuk membangun relasi komunikasi yang baik dan harmonis. Dan kalau komunikasi sudah tersendat, maka secara otomatis relasi itu tidak bertahan lama dan akhirnya rusak. Karena itu, kalau kita mau supaya relasi kita dengan orang lain tetap terjalin dengan baik dan bertahan lama, maka harus ada komitmen dalam diri: Stop tipu-tipu orang lain! Tinggalkan kebiasaan buruk (berdusta) itu, supaya orang lain dapat mempercayai kita lagi.
Kepercayaan itu mahal. Tidak bisa dibeli dengan uang. Juga tidak dapat ditukar dengan barang lain, semewah apapun itu. Kepercayaan itu akan diraih selama kita setia bersikap jujur, mampu bersikap transparan dan berani bertindak adil. Jangan pernah bermimpi untuk mendapatkan kepercayaan dari orang lain, selama Anda masih suka tipu-tipu. Jangan pernah berharap akan datangnya rahmat dan kebaikan dari sesama, selama sikap dusta melekat pada nadi Anda.
Kedua, ajakan untuk menghindari diri dari ketamakan. Hal ini terungkap secara terang-terangan dalam Injil. Kepada orang banyak yang mengikuti-Nya, Yesus dengan lantang katakan: “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan!” (Luk. 12:15a).
Ketamakan itu berarti bersikap rakus atau serakah. Orang yang tamak adalah tipe orang yang cenderung tidak puas dengan apa yang sudah dimiliki, tipe orang yang rakus, tipe orang yang haus akan harta dan kuasa/takhta. Pertanyaannya: mengapa Yesus sedemikian getol untuk mewaspadai ketamakan itu? Jawaban atas pertanyaan ini diterangkan dalam ayat selanjutnya, ayat 15b: “Sebab, walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung pada kekayaannya itu.” dan bahaya selanjutnya adalah ketika mata dan hati seseorang dibutakan oleh kelimpahan harta, maka sulit baginya untuk bersolider dengan orang lain. Dan karena itu, pada bagian terakhir dari narasi Injil ini, Yesus tegaskan bahwa “orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, tidak akan pernah kaya di hadapan Allah” (ay. 21).
Saudara/-i, yang terkasih dalam Kristus Tuhan. Kalau kita tengok dalam realitas di sekitar kita, kita bisa melihat bahwa ada begitu banyak orang yang tamak dengan gampang melanggar etika hanya supaya dapat naik takhta. Demi harta dan takhta, orang abaikan etika dan tatakrama. Dan kerapkali terjadi bahwa demi memperoleh harta dan takhta, orang dengan mudah menginjak harkat dan martabat sesama. Orang lain seringkali dijadikan tumbal demi meraih kekuasaan. Dan karena itulah, Yesus sekali lagi mengingatkan: “Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan!”
Dalam konteks inilah, kata-kata dari Sang Pengkotbah dalam bacaan I menjadi relevan, bahwa semuanya itu adalah sia-sia belaka. Sebab apa untungnya ketika kita suka berdusta pada orang? Apa untungnya pula kalau kita hanya kaya dan memiliki harta yang mewah hanya untuk diri sendiri lalu abaikan sesama? Dan apa faedahnya, ketika kita dengan sengaja menginjak harkat dan martabat sesama hanya supaya kita bisa duduk di atas singgasana kekuasaan?
Bagi sang Pengkotbah, itu semua akan sia-sia, dan pada akhirnya akan mendatangkan kemalangan yang besar bagi diri sendiri (Pkh. 1:2,21b). Karena, ketika kita berdusta, kita kehilangan kepercayaan dan ketika kita tamak, rakus dan serakah, kita kehilangan segala-galanya. Inilah yang dimaksudkan Yesus ketika mengangkat perumpaan seorang yang kaya raya dalam Injil hari ini. Setelah dia memiliki harta berlimpah, semuanya itu menjadi sia-sia karena jiwa atau nyawanya dicabut oleh sang Mahakuasa.
Saudara/-I, yang terkasih dalam Kristus Tuhan. Marilah kita terus belajar untuk selalu bersikap jujur, berkomitmen untuk selalu hidup ugah hari, dan selalu giat dalam usaha untuk bertindak adil kepada sesama. Jangan ada dusta dan serakah di antara kita! Hanya dengan cara itu, kita akan menikmati banyak berkat dari Tuhan dan sesama. Tuhan senantiasa memberkati kita semua. Amin.
*Penulis adalah pengajar di Seminari Petrus van Diepen-Kabupaten Sorong
Catatan Redaksi Raja Ampat News
Kami Menerima Tulisan Anda
Raja Ampat News adalah ruang informasi terbuka untuk siapa saja yang ingin berbagi gagasan, cerita, atau pandangan tentang kehidupan dan pembangunan di Raja Ampat.
Kami menerima tulisan dari ASN, guru, mahasiswa, jurnalis warga, pegiat pariwisata, tokoh adat, hingga masyarakat umum dalam bentuk:
• Opini atau esai isu sosial, budaya, pendidikan, pelayanan publik, dan pembangunan.
• Feature dan kisah inspiratif dari kampung, laut, pulau, atau sosok teladan.
• Artikel pariwisata dan lingkungan yang mengenalkan keindahan dan kearifan lokal.
• Catatan perjalanan, resensi buku, puisi, atau prosa singkat bernapas literasi.
Tulisan akan dikurasi dan disunting oleh redaksi. Penulis bertanggung jawab atas isi karya dan dilarang mengandung plagiarisme, SARA, hoaks, atau ujaran kebencian. Untuk ASN, jaga etika profesi dan hindari mewakili institusi secara resmi, kecuali atas nama lembaga.
Kirim tulisan ke:
📧 admin001@rajaampatnews.com / rajaampatnews123@gmail.com
Subjek: KIRIM TULISAN – [Judul]
Sertakan biodata singkat dan kontak.
Mari bersama menulis harapan, menjaga ingatan, dan membangun masa depan Raja Ampat.
Salam Redaksi
Raja Ampat News – Menyuarakan Papua dari jantung Segitiga Karang Dunia. Aktual & terpercaya.