Eco Print, Jalan Baru Pemberdayaan Ekonomi Mama-Mama Nelayan Di Raja Ampat

banner 120x600

WAIGEO, RajaAmpatNews— Dinas Perikanan Kabupaten Raja Ampat menyelenggarakan pelatihan diversifikasi usaha melalui pembuatan produk eco print bagi mama-mama nelayan. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, Kamis hingga Sabtu (2–4/10/2025) di Kampung Friwen, Distrik Waigeo Selatan, dan diikuti 35 peserta dari lima kampung.

Pelatihan ini dirancang untuk memberikan keterampilan baru yang bernilai ekonomi kepada ibu-ibu nelayan dengan memanfaatkan bahan alam yang mudah dijumpai di Raja Ampat. Sejak hari pertama, peserta mendapat materi dasar sebelum berlanjut ke praktik langsung bersama instruktur profesional, Marheno dan rekannya, Sasi.

Instruktur Marheno, dari lembaga Zie batik Semarang, menjelaskan bahwa teknik eco print tidak hanya mudah dilakukan, tetapi juga ramah lingkungan karena menggunakan bahan-bahan alami seperti daun mangrove dan tanaman di sekitar pantai.

“Dalam eco print ada dua teknik, yakni steam (pengukusan) dan pounding (dipukul atau ditoki). Keduanya menghasilkan motif dan nilai jual yang berbeda. Semua tahapannya sudah kami ajarkan langsung ke mama-mama di sini,” ungkap Marheno saat diwawancarai RajaAmpatNews.

Ia menambahkan, pelatihan serupa sudah ia lakukan di 24 provinsi di Indonesia, termasuk Papua, Maluku, hingga Kepulauan Riau. Menurutnya, potensi pasar eco print di Raja Ampat sangat besar karena daerah ini merupakan destinasi wisata dunia.

“Tantangannya memang ada di bahan baku dan ongkos pengiriman. Namun pasar di Raja Ampat luas dan pengrajinnya masih terbatas, ini justru peluang besar bagi mama-mama nelayan,” tegasnya.

Kepala Bidang Pengembangan Sumber Daya Perikanan, Nani Iriani Tamima, S.Pi, menjelaskan bahwa kegiatan ini menjadi langkah awal untuk mendorong kemandirian ekonomi keluarga nelayan.

“Pelatihan ini kami sinergikan dengan Dinas Koperasi, PKK, dan nanti akan kami tindak lanjuti melalui pameran bersama di ajang Festival Gemar Makan Ikan dan Festival Bahari. Hasil karya eco print mama-mama akan ditampilkan di sana,” ujar Nani.

Ia menambahkan, seluruh perlengkapan pelatihan mulai dari kain, pewarna, hingga sarana penunjang lainnya dalam kegiatan tersebut disediakan oleh Dinas Perikanan. Setelah pelatihan, peralatan akan dibagikan kepada lima kelompok peserta agar kegiatan bisa terus berlanjut di kampung masing-masing. 

Salah satu peserta, Helena Rumaropen, menyampaikan rasa bangga dan terima kasih kepada pemerintah daerah kabupaten Raja Ampat karena pelatihan ini digelar langsung di kampung.

“Selama ini kegiatan biasanya hanya di pusat kabupaten. Baru kali ini Dinas Perikanan mengadakan pelatihan langsung di Kampung Friwen. Kami sangat termotivasi untuk melanjutkan keterampilan ini menjadi peluang ekonomi keluarga sekaligus mendukung wisata Raja Ampat,” ucapnya.

Pelatihan eco print di Kampung Friwen ini tidak hanya sekadar kegiatan seremonial, tetapi juga membuka jalan baru bagi pemberdayaan ekonomi perempuan nelayan. Dengan dukungan lintas dinas dan potensi wisata Raja Ampat, karya eco print diharapkan mampu menembus pasar lokal maupun wisatawan, serta menjadi identitas baru produk kreatif daerah.

Writer: Agustinus Guntur II Editor: Petrus Rabu

You cannot copy content of this page