Begini Implementasi Program TEKAD di Waigeo Selatan Raja Ampat

FOTO: Valend Burdam, Pendamping Program TEKAD Distrik Waigeo Selatan, Raja Ampat. (RajaAmpatNews)
FOTO: Valend Burdam, Pendamping Program TEKAD Distrik Waigeo Selatan, Raja Ampat. (RajaAmpatNews)
banner 120x600

Waisai, RajaAmpatNews- Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan International Fund for Agricultural Development (IFAD) membentuk Program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (TEKAD) periode 2020-2025. Program TEKAD dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pengembangan Ekonomi dan Investasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggaldan Transmigrasi.

Program TEKAD dilaksanakan di 1.110 desa pada 25 kabupaten di 9 Provinsi wilayah Timur Indonesia, yaitu Provinsi Papua, Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua Selatan, Papua Pegunungan, Papua Tengah, Maluku, Maluku Utara dan Nusa Tenggara Timur.

“Di Raja Ampat, ada 4 distrik dan 19 kampung yang terakomodir dalam program TEKAD,” ujar Pejabat Pelaksana Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung (BPMK) Raja Ampat, Abner Sanoy, SE, MM saat ditemui RajaAmpatNews di Waisai belum lama ini.

Program tersebut pun terus bergerak dan berimplementasi di wilayah distrik dan kampung sasaran. Di Distrik Waigeo Selatan, Kabupaten Raja Ampat misalnya beberapa program pemberdayaan dan penguatan masyarakat terus dilaksanakan.

Pendamping Program TEKAD Distrik Waigeo Selatan, Valend Burdam Ketika ditemui di kediamannya di Perumahan Sosial, Kelurahan Warmasen, Distrik Kota Waisai, Selasa, (6/2/2024) menjelaskan beberapa program sebagai implementasi program TEKAD di wilayah yang didampingingnya.

“Untuk Kampung Saunek, kami mendorong dan membantu kelompok pengelola hasil perikanan. Dan saat ini hasil olahan perikana sudah dipasarkan di toko di Waisai seperti Alfamart,” ujarnya Valend Burdam yang banyak berkecimpung di Lembaga Swadaya Masyarakat tersebut.

Sementara di empat kampung lain seperti Wawiyai, Saporkren, Yenbeser dan Friwen disesuikan dengan potensi kampung setempat.

Untuk Saporkren, Kampung Yenbeser dan Kampung Friwen katanya difokuskan pada pengembangan pabrik es mini. Pabrik tersebut hadir untuk mendukung usaha perikanan warga setempat.

“Dengan adanya pabrik es mini tersebut untuk membantu masyarakat pergi mancing ikan sehingga ikan yang ditangkap awet dan bertahan,” ujar Valend Burdam.

Diakuinya, pabrik es mini yang dihadirkan tersebut mampung menghasilkan empat puluh batang es dalam empat jam. Sampai saat ini katanya, mesin pabrik es mini tersebut sudah ada tinggal menunggu bangunan yang dibuat pada masing-masing kampung.

“Kalau di Kampung Saporkren, rumahnya sudah dibangun, sedangkan dua kampung lain masih proses pengerjaan,” ujarnya.

Dirinya mengaku pabrik es mini yang akan dihadirkan tersebut akan dilengkap dengan Genset untuk ketersediaan energi listrik. Juga akan dilakukan pelatihan bagi pengelola pabrik es mini tersebut.

“Untuk kampung Wawiyai kami focus pembuatan penampung hasil teripang. Supaya masyarakat yang mulu teripang bisa tamping hasil ditempat tersedia. Saat dibutuhkan baru bisa ambil supaya hasilnya bisa terasa,” ujar Valen Burdam yang juga aktif di LSM Lingkungan Hidup tersebut.

Dirinya berharap masyarakat mendukung implementasi program TEKAD tersebut untuk memberikan nilai ekonomi jangka panjang dan berkelanjutan di Raja Ampat. (Petrus Rabu/R4News)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You cannot copy content of this page