Raja Ampat – Upaya untuk mendorong peningkatan ekonomi masyarakat nelayan di Kabupaten Raja Ampat kembali mendapat angin segar. Setelah mendapatkan persetujuan resmi dari Dinas Perikanan Kabupaten Raja Ampat, fasilitas gudang cold storage atau gudang penampungan ikan yang sebelumnya sempat tidak beroperasi akhirnya akan segera diaktifkan kembali.
Kabar ini disampaikan langsung oleh Ketua Dewan Pengurus Daerah UKM-IKM Nusantara Kabupaten Raja Ampat, Frits Moom, dalam keterangan persnya. Menurut Frits, langkah ini merupakan strategi nyata dalam mendukung produktivitas nelayan lokal sekaligus memperkuat rantai pasok hasil perikanan di daerah yang terkenal sebagai salah satu kawasan laut terkaya di dunia ini.
“Kami ingin menghadirkan solusi bagi masyarakat nelayan. Dengan adanya gudang cold storage yang kembali difungsikan, hasil tangkapan mereka tidak akan lagi cepat rusak, bisa ditampung dengan baik, bahkan memiliki nilai jual yang lebih tinggi. Ini langkah awal untuk meningkatkan ekonomi masyarakat kampung di Raja Ampat,” ujar Frits Moom. Kamis, (21/8/2025).
Dalam rangka mengoptimalkan pengelolaan fasilitas tersebut, UKM-IKM Nusantara Raja Ampat juga telah menjalin kerja sama (MoU) dengan sejumlah investor perikanan, baik dari Kota Sorong maupun dari Jakarta. Kolaborasi ini diharapkan mampu menghadirkan dukungan modal, teknologi pengolahan, hingga akses pemasaran ke luar daerah.

Menurut Frits, dukungan para investor ini menjadi penting agar produk perikanan Raja Ampat tidak hanya dipasarkan secara lokal, tetapi juga mampu menembus pasar nasional hingga internasional. Dengan begitu, kesejahteraan nelayan dapat meningkat seiring terbukanya akses distribusi yang lebih luas.
Selain menggandeng masyarakat nelayan dan pihak investor, Frits Moom juga menegaskan bahwa UKM-IKM Nusantara Raja Ampat sangat berharap adanya dukungan penuh dari pemerintah daerah, baik Pemerintah Kabupaten Raja Ampat maupun Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya.
> “Kami memohon agar pemerintah bisa memberi suport, baik dalam hal regulasi, fasilitas, maupun pendampingan teknis. Semua kegiatan yang dijalankan UKM-IKM Nusantara ini semata-mata bertujuan untuk kesejahteraan masyarakat nelayan. Jika ada dukungan dari pemerintah, tentu semua bisa berjalan lebih lancar dan berkelanjutan,” tambah Frits.
Pengaktifan kembali gudang cold storage dinilai akan membawa dampak positif bagi para nelayan kecil di Raja Ampat. Selama ini, kendala utama yang dihadapi adalah keterbatasan fasilitas penyimpanan hasil tangkapan. Ikan yang tidak segera terjual sering kali terbuang karena kualitasnya menurun.
Dengan adanya fasilitas penyimpanan modern ini, hasil tangkapan nelayan bisa bertahan lebih lama, sehingga mereka memiliki waktu lebih fleksibel untuk menjual produk dengan harga yang lebih baik. Bahkan, tidak menutup kemungkinan adanya peluang pengembangan produk turunan perikanan, seperti ikan beku, fillet, atau olahan lain yang memiliki nilai tambah.
Frits menegaskan, UKM-IKM Nusantara Raja Ampat tidak hanya berorientasi pada bisnis, melainkan juga memiliki misi sosial dalam mengangkat taraf hidup masyarakat kampung. Ia menilai, keberhasilan program ini sangat ditentukan oleh kerja sama semua pihak, mulai dari nelayan, pemerintah daerah, investor, hingga masyarakat luas yang mendukung keberlanjutan usaha perikanan.
“Tujuan utama kami adalah menghadirkan kemandirian ekonomi di kampung-kampung nelayan Raja Ampat. Kalau nelayan sejahtera, otomatis daerah juga berkembang,” tutupnya.
Dengan langkah strategis ini, Raja Ampat bukan hanya dikenal sebagai destinasi wisata bahari kelas dunia, tetapi juga berpotensi besar menjadi pusat pengelolaan hasil perikanan yang modern, berdaya saing, dan berkelanjutan. (Dony Kumuai)