Jakarta, Raja Ampat News – Komitmen memperkuat ekonomi daerah berbasis budaya kembali ditunjukkan pemerintah pusat. Dalam agenda rapat percepatan pembangunan pusat-daerah yang digelar di Kantor Kementerian Perdagangan RI, Jakarta, Kamis (17/7/2025), Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Iqbal Soffan Sofwan, menerima secara langsung usulan revitalisasi pasar tradisional dari Pemerintah Kabupaten Raja Ampat.
Pertemuan strategis ini turut dihadiri oleh Bupati Raja Ampat, Orideko I. Burdam, Sekretaris Daerah Raja Ampat, serta jajaran perencana daerah. Dalam kesempatan itu, Bupati menekankan pentingnya percepatan pembangunan pasar rakyat sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dan ruang pertukaran budaya masyarakat Raja Ampat.
“Pasar bukan sekadar tempat jual beli, tapi juga ruang hidup masyarakat, tempat nilai-nilai budaya mengalir dari generasi ke generasi,” ujar Bupati Orideko. Ia menambahkan bahwa desain pasar harus sesuai dengan karakteristik lokal, seperti model loss tanpa bangunan bertingkat, agar lebih ramah bagi mama-mama Papua dan pedagang lokal.

Raja Ampat selama ini telah mendapatkan dukungan pusat, termasuk revitalisasi Pasar Gag dan alokasi dana senilai Rp7 miliar pada tahun 2018–2019. Namun kebutuhan akan pasar yang representatif dan berbasis kearifan lokal masih sangat tinggi. Karena itu, program revitalisasi akan terus dilanjutkan dan diperluas.
Usulan program disampaikan secara teknis oleh Sekda Raja Ampat, Yusuf Salim dengan menekankan pentingnya kejelasan status lahan, pemetaan kebutuhan pedagang, serta dukungan infrastruktur seperti transportasi publik dan distribusi produk lokal. Kepala Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah turut memaparkan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) lokasi pasar.
Program revitalisasi ini akan diajukan melalui Sistem Usulan Program (SISP) Kemendag dan menjadi bagian dari pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 2025 tentang Pengentasan Kemiskinan Ekstrem, dengan tujuan mendukung pembangunan berkelanjutan di kawasan timur Indonesia.

Kementerian Perdagangan mendorong agar revitalisasi pasar tidak hanya menyasar aspek infrastruktur, tetapi juga membangun ekosistem ekonomi lokal yang berbasis budaya. Beberapa poin penting yang ditekankan dalam pertemuan tersebut antara lain:
- Tata kelola pasar sesuai kultur lokal (model loss, tanpa lantai bertingkat).
- Penyediaan rak khusus untuk produk lokal di ritel modern seperti Indomart dan Multimart.
- Kebijakan afirmatif untuk membuka akses pasar bagi produsen Raja Ampat.
- Kolaborasi dengan Kementerian Perindustrian untuk mendukung pengemasan dan pemasaran produk agar lebih kompetitif.
Di akhir pertemuan, Dirjen Iqbal Soffan menegaskan komitmen Kemendag untuk membantu memperluas akses pasar bagi produk unggulan Raja Ampat.
“Kami siap memfasilitasi produk-produk Raja Ampat agar lebih mudah menembus pasar strategis, termasuk melalui Gerai Maritim yang mempertemukan pelaku usaha dan pembeli secara langsung,” ujarnya.

Dengan jumlah penduduk lebih dari 60 ribu jiwa yang tersebar di ratusan pulau, penguatan pasar lokal akan memberi dampak ganda bagi Raja Ampat: meningkatkan penghasilan masyarakat dan memperkuat identitas budaya sebagai fondasi pembangunan berbasis ekowisata dan perdagangan yang berkelanjutan.