PKK Raja Ampat Dorong Ibu-Ibu Nelayan Kembangkan Usaha Kreatif Lewat Eco Print

banner 120x600

Friwen, RajaAmpatNews – Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Raja Ampat, Ny. Rusmiati Burdam, secara resmi membuka kegiatan Pelatihan Diversifikasi Usaha melalui Pembuatan Eco Print bagi ibu-ibu nelayan Raja Ampat. 

Kegiatan ini berlangsung pada 2–4/10/2025 di Kampung Friwen, Distrik Waigeo Selatan, dan diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Raja Ampat melalui Dinas Perikanan.

Turut hadir dalam kegiatan ini Plt. Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Raja Ampat, dr. Yosep H.W. Mirino, Plt. Kepala Dinas Koperasi dan UKM, Fransiska Wanma, para instruktur pelatihan Marheno dan Sasi, Kepala Distrik Waigeo Selatan, Erni Kome, aparat Kampung Friwen, serta seluruh peserta pelatihan. Pada kesempatan tersebut, diberikan pula bantuan secara simbolis kepada peserta pelatihan berupa kain, benang, dan palu kayu sebagai penunjang pelatihan.

Dalam sambutannya, Ny. Rusmiati Burdam menyampaikan apresiasi kepada Dinas Perikanan dan Dinas Koperasi dan UKM atas dukungan terhadap ibu-ibu nelayan di Kampung Friwen, khususnya dalam membuka peluang usaha kreatif berbasis eco print. Ia menekankan pentingnya mengikuti pelatihan dengan sungguh-sungguh, mengingat seluruh kebutuhan peserta sudah difasilitasi, mulai dari instruktur, bahan, hingga dukungan pemasaran.

“Ilmu ini sudah diberikan secara gratis, bahan baku juga disiapkan. Jadi tidak ada alasan lagi untuk kita malas berkreasi. Eco print ini memanfaatkan daun-daunan dan pewarna alami, hasil karya ibu-ibu bisa dikembangkan menjadi produk bernilai ekonomi,” ujar Rusmiati.

Ia juga menegaskan bahwa PKK bersama Dekranasda siap menampung hasil karya ibu-ibu, tidak hanya dari Kampung Friwen, tetapi juga dari seluruh wilayah Raja Ampat. Bahkan, menurutnya, rencana sedang digodok untuk menyediakan satu pusat khusus sebagai wadah pemasaran produk kerajinan masyarakat.

Lebih jauh, Rusmiati menceritakan pengalamannya membawa kain hasil eco print dari Raja Ampat ke Yogyakarta. Kain tersebut dijahit menjadi pakaian dan digunakan dalam sebuah kegiatan nasional, yang kemudian mendapat apresiasi dari peserta di luar daerah.

“Saya bangga bisa memakai hasil karya ibu-ibu dari Raja Ampat sampai ke tingkat nasional. Produk ini bisa kita pasarkan lebih luas, bukan hanya kain, tetapi juga tas, dompet, topi, dan berbagai kreasi lainnya,” ungkapnya.

Ia berharap semangat ibu-ibu nelayan tidak berhenti hanya pada saat pelatihan, melainkan berlanjut hingga mampu menghasilkan produk siap jual dengan label khas Raja Ampat. “Kami dari PKK, Dekranasda, dan dinas terkait siap menampung hasil karya ibu-ibu. Tinggal kita berikan label harga agar bisa dipasarkan sebagai handmade Raja Ampat,” tambahnya.

Pelatihan eco print ini diharapkan dapat membuka peluang usaha baru bagi ibu-ibu nelayan, sehingga mampu meningkatkan perekonomian keluarga sekaligus memperkenalkan kekayaan alam Raja Ampat melalui produk ramah lingkungan.

Dengan dukungan penuh dari pemerintah daerah dan organisasi perempuan, langkah ini menjadi awal nyata untuk menjadikan kreativitas ibu-ibu nelayan Raja Ampat sebagai kekuatan ekonomi baru di daerah kepulauan ini.

Writer: Agustinus Guntur II Editor: Petrus Rabu

You cannot copy content of this page