DKP2B dan Satpol PP Papua Barat Daya Tinjau Lokasi Banjir di Raja Ampat, Data Akan Dibawa ke BNPB Pusat

banner 120x600

Waisai, RajaAmpatNews — Dinas Kebakaran, Penyelamatan, Penanggulangan Bencana (DKP2B) dan Satpol PP Papua Barat Daya (PBD) menurunkan tim untuk melakukan pendataan sekaligus peninjauan lokasi terdampak banjir di Kabupaten Raja Ampat. 

Kunjungan ini dipimpin oleh Orgenes Malaseme, SE, Kepala Seksi Logistik dan Kedaruratan DKP2B dan Satpol PP Papua Barat Daya, yang ditugaskan khusus meninjau titik-titik bencana di Raja Ampat pada Jumat (26/9/2025).

“Kami ditugaskan untuk meninjau lokasi banjir sekaligus mengumpulkan data dari Tim DKP2B dan Satpol PP Raja Ampat. Hasil tinjauan ini nantinya akan kami laporkan kepada Gubernur, sebelum diteruskan ke BNPB pusat,” ujar Orgenes Malaseme kepada RajaAmpatNews di Perumahan Kobeoser, Kelurahan Waisai Kota.

Menurutnya, tim DKP2B dan Satpol PP Papua Barat Daya telah meninjau sejumlah titik terdampak, termasuk di kawasan Kobioser,  selain itu tim meninjau beberapa rumah warga yang terdampak longsor.

 “Kami meninjau sekaligus mendata kondisi banjir dan longsor, kemudian hasilnya akan menjadi bahan rekomendasi dari Gubernur untuk diteruskan ke BNPB,” jelasnya.

Kunjungan tim DKP2B dan Satpol PP Papua Barat Daya ini turut didampingi oleh Tim BPBD Raja Ampat, yang sejak awal bencana telah melakukan evakuasi, penanganan darurat, dan pendataan warga terdampak. Kehadiran kedua tim ini diharapkan memperkuat akurasi data lapangan sebagai dasar penanganan selanjutnya.

Sebagaimana diwartakan sebelumnya, hujan deras dengan intensitas tinggi yang mengguyur Kota Waisai pada Selasa, 23 September 2025, dari pukul 13.00 hingga 15.00 WIT, membuat kota yang dikenal sebagai gerbang wisata dunia itu lumpuh seketika. Air meluap ke berbagai sudut kota, merendam rumah warga, kantor pemerintah, fasilitas umum, bahkan RSUD Raja Ampat dan kantor BUMN/BUMD.

Mengutip laporan KBRN – RRI News (25/9/2025), sebanyak 268 rumah terdampak banjir di wilayah Distrik Kota Waisai. Sementara itu, 14 rumah dilaporkan terkena longsor, dengan delapan di antaranya mengalami kerusakan cukup parah. Dua keluarga bahkan terpaksa dievakuasi dan tinggal sementara di Kantor Kelurahan serta Gereja Advent karena rumah mereka tidak lagi layak huni.

“Keluarga dievakuasi ke tempat yang lebih aman karena rumahnya sudah tidak bisa ditempati akibat longsor dan banjir,” ujar Andi Abdul Kadir, anggota Tim Reaksi Cepat (TRC) DKP2B dan Satpol PP Raja Ampat, kepada RRI.

Ia menjelaskan, ketinggian air yang merendam rumah warga bervariasi, mulai dari 30 cm hingga 1 meter. Genangan tertinggi terjadi di permukiman Kobeoser, sekitar Kantor Bawaslu, dan Barak Pegawai. “Kawasan ini memang daerah cekungan sehingga air terkumpul lebih banyak,” jelasnya.

Kehadiran tim DKP2B dan Satpol PP Papua Barat Daya bersama Tim BPBD  Raja Ampat di lapangan diharapkan dapat memperkuat data kerusakan sekaligus mempercepat langkah penanganan pemerintah. 

“Mudah-mudahan, setelah data kami serahkan, ada tindak lanjut bantuan bagi masyarakat yang terdampak,” kata Orgenes.

Tim DKP2B dan Satpol PP Papua Barat Daya dijadwalkan berada di Raja Ampat selama tiga hari, namun jika proses pendataan lebih cepat, kunjungan dapat diselesaikan dalam dua hari.

Writer: Petrus Rabu

You cannot copy content of this page