Warga Lenobe Kelurahan Waisai Kota Minta Instansi Terkait Atasi Banjir yang Kerap Melanda Wilayahnya

banner 120x600

Waisai, Raja Ampat News – Warga RT 03 RW 06 Kompleks Lenobe, Kelurahan Waisai Kota, Distrik Kota Waisai, kembali menyuarakan keluhan mereka terkait banjir yang hampir selalu terjadi ketika hujan deras mengguyur. Mereka meminta instansi terkait segera mengambil langkah nyata untuk mengatasi persoalan ini.

Menurut warga, banjir bukan hanya mengganggu aktivitas sehari-hari, tetapi juga menimbulkan rasa cemas akan potensi kerugian yang lebih besar bila hujan dengan intensitas tinggi kembali melanda. Kondisi ini, menurut mereka, sudah berlangsung cukup lama dan seakan belum ada solusi yang benar-benar tuntas.

“Setiap kali hujan deras, air pasti meluap masuk ke rumah. Kami sangat terganggu dan khawatir kalau hujan deras turun lagi. Kami berharap instansi terkait bisa turun langsung dan mencari solusi agar banjir ini tidak terus berulang,” ujar Tia Saleo, salah seorang warga Kompleks Lenobe, kepada RajaAmpatNews, Minggu (28/9/2025).

Pada awal September 2025 dan kembali pada Selasa, 23 September 2025 lalu, hujan deras mengguyur Kota Waisai dan menyebabkan Kompleks Lenobe terdampak banjir. Air yang meluap dari arah gunung masuk hingga ke pemukiman warga di belakang Gereja Galilea dan Gereja Kerasulan. 

Genangan juga merambah ke Perumahan 100 serta kompleks pertokoan Surya Waisai. Warga menegaskan peristiwa seperti ini sudah berulang kali terjadi setiap musim hujan, sehingga mendesak adanya penanganan serius dari pemerintah daerah.

Sebagaimana diwartakan sebelumnya, hujan deras pada 23 September 2025 membuat Kota Waisai lumpuh seketika. Air meluap ke berbagai sudut kota, merendam rumah warga, kantor pemerintah, fasilitas umum, bahkan RSUD dan kantor BUMN. Hujan juga memicu longsor di sejumlah titik, salah satunya di belakang Kantor KPU Raja Ampat yang menimpa rumah warga. 

Beberapa kawasan terdampak banjir parah antara lain jalan depan SMAN 1 Raja Ampat, perumahan barak pegawai, Perumahan 100, Kobeoser, serta perumahan samping Gereja Alfa Omega. Bahkan Kantor Bank Papua, PLN, dan sejumlah ruang pasien di RSUD Raja Ampat ikut terendam.

Fenomena ini menunjukkan bahwa Waisai, sebagai jantung Raja Ampat dan gerbang wisata dunia, masih menghadapi persoalan serius terkait tata kota, drainase, serta kesadaran lingkungan masyarakat.

Writer: Dony Kumuai II Editor: Petrus Rabu

You cannot copy content of this page