Waisai,RajaAmpatNews— Bekas pasar Mbilim Kayam yang berada di muara Kali Waisai akan disulap menjadi terminal penumpang dan dermaga rakyat pada tahun 2025. Keputusan ini diambil setelah seluruh pedagang direlokasi ke Pasar Snon Bukor, membuka ruang bagi pemerintah untuk mengubah fungsi kawasan tersebut sebagai bagian dari penataan kota.
“Pokoknya saya tidak mau tahu TAPD (Tim Anggaran Pemerintah Daerah) dapat uang dari mana. Tahun 2025, di bekas pasar Mbilim Kayam harus sudah berdiri terminal pelabuhan rakyat, supaya bodi perahu milik masyarakat dari kampung-kampung bisa sandar di sana,” tegas Bupati Raja Ampat, Orideko I. Burdam, dalam Konsultasi Publik di Aula Bappeda, Kamis (15/5).
Bupati Orideko mengaku kebijakan ini lahir dari keprihatinannya melihat kondisi masyarakat kampung yang datang ke Waisai namun kesulitan mencari tempat bersandar. Di sisi lain, dermaga-dermaga liar milik pribadi justru tumbuh subur di sepanjang muara Kali Waisai.
“Saya berdiri di pinggir kali dan melihat masyarakat dari kampung masuk membawa bodi, tapi mereka kesulitan mencari tempat berlabuh. Hati saya teriris. Seolah-olah mereka bukan pemilik negeri ini,” ujarnya.
Menurut Bupati, saat ini Waisai belum memiliki dermaga resmi untuk angkutan rakyat dari dan ke kampung-kampung. Dermaga Falaya hanya melayani speed boat dan kapal wisata, sehingga masyarakat akhirnya membuat dermaga darurat sendiri. Akibatnya, kawasan muara Kali Waisai tampak semrawut dan kumuh.
“Karena itu, terminal rakyat harus ada. Harus dibangun terminal yang layak dengan ruang tunggu yang manusiawi. Supaya masyarakat dari kampung-kampung bisa bongkar muat di tempat yang aman dan nyaman,” jelasnya.
Pembangunan terminal ini akan dilengkapi fasilitas ruang terbuka hijau, jalur pedestrian, dan jalur sepeda (promenade), menyatu dengan kawasan wisata Pantai WTC. Terminal rakyat ini bukan hanya mendukung mobilitas warga kampung, tetapi juga menjadi bagian dari wajah baru Kota Waisai yang lebih tertata dan ramah wisatawan.
Bupati juga mengapresiasi para pedagang yang telah pindah ke Pasar Snon Bukor, sehingga lokasi pasar lama bisa segera difungsikan sebagai kawasan dermaga rakyat.
“Saya ucapkan terima kasih banyak kepada para pedagang yang telah rela pindah. Mereka adalah warga negara yang baik, warga yang mencintai kotanya,” tambahnya.

Peralihan fungsi bekas pasar Mbilim Kayam ini menjadi bagian dari strategi besar dalam menata Waisai sebagai tujuan wisata dan pintu gerbang Raja Ampat. Langkah ini juga menjadi solusi atas persoalan pencemaran lingkungan di muara Kali Waisai yang langsung mengalir ke laut, rumah bagi ekosistem terumbu karang yang menjadikan Raja Ampat sebagai surga bawah laut terbaik dunia.
Dengan pembangunan ini, Waisai tak hanya tampil lebih bersih dan tertib, tetapi juga memperkuat identitasnya sebagai titik awal perjalanan wisatawan untuk menikmati keindahan alam Raja Ampat.