“Sebagai orang non-Papua yang sudah 19 tahun tinggal di Waisai, saya mendukung langkah pemerintah. Mari kita pedagang bersatu mendukung penataan kota,” kata Sanek.
Waisai, RAJAAMPATNEWS – Proses relokasi pedagang dari Pasar Lama Mbilim Kayam ke Pasar Baru Snon Bukor dinilai sebagai langkah paling tertib dan nyaman. Hal ini ditegaskan oleh Ridwan, salah satu perwakilan pedagang ikan, Jumat (23/5/2025).
Menurut Ridwan, seluruh pedagang ikan menyambut baik perpindahan ini. Tidak ada penolakan maupun konflik selama proses berlangsung, yang menunjukkan bahwa pemerintah benar-benar hadir untuk mendukung masyarakat kecil.
“Relokasi ke Pasar Snon Bukor ini paling nyaman dan tertib. Tidak ada keributan atau penolakan. Ini bukti pemerintah serius memfasilitasi kami,” ujarnya.
Ridwan menyebutkan bahwa lapak tersedia merata untuk semua pedagang ikan. Namun, ia berharap pemerintah dapat memperlebar atap pasar agar air hujan tidak masuk ke area jualan.
“Lapaknya cukup untuk semua, tidak ada yang terlewatkan. Cuma kami minta atapnya diperluas ke luar, karena kalau hujan air masuk,” kata Ridwan. “Untuk kenyamanan, kami percaya pemerintah akan menjamin itu.”
Ia juga mendesak agar tidak ada lagi aktivitas jual beli ikan, sayur, dan buah di dalam kota, karena semua sudah difokuskan ke pasar baru.
“Pasar ini harus menjadi pusat aktivitas jual beli. Jadi jangan lagi ada yang berjualan di dalam kota,” tegasnya.
Ridwan menambahkan bahwa pedagang ikan menjadi kelompok pertama yang pindah sepenuhnya ke Snon Bukor. Ia menyatakan bahwa walau baru menempati lokasi tersebut, penjualan tetap berjalan lancar.
“Seratus persen kami pindah ke sini tanpa penolakan. Walaupun baru, tapi ikan tetap dibeli. Pembeli tetap datang,” tuturnya.
Sementara itu, di lokasi yang sama, pedagang sayur dan buah-buahan bernama Sanek juga menyatakan dukungan terhadap program pemerintah untuk menata Kota Waisai agar lebih tertib dan bersih, terutama sebagai daerah wisata.
“Sebagai orang non-Papua yang sudah 19 tahun tinggal di Waisai, saya mendukung langkah pemerintah. Mari kita pedagang bersatu mendukung penataan kota,” kata Sanek.
Ia menilai relokasi ini justru membuka peluang usaha baru, karena jumlah pedagang meningkat dua kali lipat dibanding pasar lama.
“Meja di empat los sudah terpakai semua. Jadi ini kesempatan buat siapa saja yang mau usaha,” ujarnya.
Menurut Sanek, tidak ada perbedaan dari segi pendapatan antara saat berjualan di pasar lama dan di pasar baru. Bahkan, kini pembeli dari homestay dan resort juga lebih banyak berbelanja di Pasar Snon Bukor.
“Soal pendapatan, rejeki itu tergantung usaha. Yang penting tetap ada pembeli,” ucapnya.
Ia berharap Pemerintah Daerah melalui dinas terkait terus melakukan penertiban agar aktivitas pasar tetap tertib dan terpusat.
“Dinas terkait harus terus turun tangan melakukan penertiban. Jangan sampai kembali semrawut,” pungkasnya.