Waisai, RajaAmpatNews — Panitia pelaksana Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia ke-80 menggelar rapat koordinasi di Aula Wayag, Kantor Bupati Raja Ampat, Senin (4/8). Rapat ini dihadiri oleh seluruh pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Raja Ampat, unsur TNI dari Kodim, serta Polres Raja Ampat.
Pertemuan tersebut dipimpin langsung oleh Ketua Panitia HUT RI ke-80 Kabupaten Raja Ampat, Muhiddin Tafalas, S.Hut., M.Si. Ia menyampaikan sejumlah poin penting terkait pelaksanaan kegiatan peringatan HUT tahun ini, termasuk arahan Bupati Raja Ampat dan rencana kolaborasi dengan organisasi kepemudaan lokal, GERBANG (Gerakan Raja Ampat Bangkit).
Dalam keterangannya, Muhiddin menegaskan bahwa meskipun perayaan tahun ini dilakukan dengan efisiensi anggaran, kemeriahan dan substansi peringatan tetap menjadi prioritas utama.

“Dengan kondisi efisiensi anggaran, kami tetap berkomitmen agar peringatan 17 Agustus berlangsung meriah. Substansi kenegaraan tidak boleh hilang. Ini bukan hanya seremonial, tapi bentuk kecintaan kita terhadap negara,” tegasnya.
Salah satu keputusan penting dalam rapat tersebut adalah perubahan lokasi upacara pengibaran bendera. Bila sebelumnya digelar di kawasan Waisai Torang Cinta (WTC), tahun ini upacara akan dipusatkan di Lapangan Apel Kantor Bupati Raja Ampat.
“Kondisi lantai di WTC sudah banyak berlubang, dan apabila hujan, lokasi menjadi licin dan tergenang air. Ini sangat tidak ideal, terutama bagi adik-adik Paskibraka. Maka kami putuskan, upacara dipusatkan di lapangan kantor bupati,” jelas Muhiddin.
Meski demikian, untuk resepsi kenegaraan dan malam hiburan, panitia tetap memilih Pantai WTC sebagai lokasi pelaksanaan. Panitia juga menggandeng organisasi pemuda GERBANG untuk berkolaborasi dalam pelaksanaan berbagai kegiatan, khususnya perlombaan yang bersifat kreatif dan melibatkan anak muda.
“Kita ingin memberdayakan anak-anak muda kreatif dari GERBANG. Mereka sudah mengajukan sejumlah ide lomba, dan kami sangat terbuka untuk melibatkan mereka dalam teknis pelaksanaan,” ujarnya.
Sebanyak 10 mata lomba direncanakan akan digelar mulai tanggal 10 Agustus. Namun, panitia masih akan menyesuaikan daftar lomba dengan waktu yang tersedia.
“Kalau waktunya sempit, kami akan prioritaskan lomba-lomba yang memberikan dampak hiburan besar bagi masyarakat,” lanjutnya.
Yang menarik, lokasi pusat perlombaan akan dipusatkan di kawasan Pasar Snon Bukor. Tujuannya adalah untuk mendorong perputaran ekonomi lokal dan memberi dampak langsung kepada para pedagang kecil, khususnya mama-mama Papua yang sehari-hari berjualan di sana.
“Kami ingin masyarakat tak hanya jadi penonton, tapi juga merasakan manfaat ekonomi dari kegiatan ini,” tutup Muhiddin. (Agustinus Guntur)