Waisai, RajaAmpatNews – Sebuah video yang direkam Kepala Kelurahan Waisai Kota, Distrik Kota Waisai, Kabupaten Raja Ampat, Sukmawati, memperlihatkan potret nyata kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan.
Video yang dibagi di group WhatsApp Kelurahan Waisai Kota, Jumat (26/9/2025) tersebut menyorot drainase di kawasan Perumahan Kobeoser dan jembatan menuju Kompleks Perumahan 100, Kota Waisai, yang dipenuhi berbagai jenis sampah.
Dalam rekaman itu, terlihat jelas tumpukan sampah rumah tangga, mulai dari plastik, softeks, hingga popok sekali pakai (pempers), sebagian sudah terurai dan membutuhkan waktu lama untuk hancur. Tumpukan sampah tersebut menyumbat aliran air, sehingga rawan menimbulkan genangan hingga banjir.
Sukmawati dengan nada tegas menyampaikan peringatan kepada warganya agar tidak lagi abai terhadap kebersihan.
“Yah, bagi warga, khususnya yang berada di sini, dekat kompleks Koberoser. Bagaimana caranya begini? Jangan salahkan pemerintah kalau begini jadinya,” ujarnya sambil mengarahkan kamera ponselnya ke tumpukan sampah yang menutup drainase.

Tak hanya di drainase perumahan Kobeoser, Sukmawati bersama Ketua RW II, Albert Barias, juga menunjukkan kondisi serupa di jembatan penghubung Perumahan 100 dengan Kota Waisai, yang bahkan memperlihatkan jumlah sampah lebih banyak dan mengkhawatirkan.
Kasus seperti ini tidak hanya terjadi di seputaran Perumahan Kobeoser tapi sering dijumpai di berbagai sudut Kota Waisia- Kabupaten Raja Ampat. Artinya ada sejumlah oknum warga belum sadar untuk membuang sampah pada tempatnya. Dan ini fakta perilaku yang tak sejalan dengan citra Waisai sebagai gerbang wisata dunia.
Sebelumnya pada awal September dan pada tanggal 23 September 2025 lalu, Raja Ampat khususnya Kota Waisai dilanda banjir dengan intensitas tinggi. Hujan deras tersebut memicu meluapnya air ke badan jalan, memasuki permukiman warga, merendam rumah, kantor-kantor pemerintah dan BUMN, bahkan mengakibatkan longsor di sejumlah titik.
Bupati Raja Ampat, Orideko I. Burdam, menegaskan bahwa banjir yang melanda Kota Waisai beberapa hari lalu bukan semata karena faktor alam, tetapi lebih disebabkan ulah manusia yang membuang sampah sembarangan.
“Air tidak bisa mengalir dengan baik karena saluran tersumbat oleh sampah,” tegasnya.
Hal senada diungkapkan Kepala UPTD Pengelolaan Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Raja Ampat, Yohanes Patris Umalan. Ia menyebut ada korelasi langsung antara timbunan sampah dan banjir yang melanda Kota Waisai pada awal September dan kembali terulang pada 23 September 2025 lalu.
Menurutnya, air hujan meluap karena drainase tersumbat sampah rumah tangga yang tidak dibuang pada tempatnya.
Kondisi ini menjadi peringatan serius bahwa perilaku masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan akan sangat menentukan masa depan Kota Waisai, apakah akan tetap rawan banjir atau bertransformasi menjadi kota wisata yang bersih dan layak huni.
Writer: Petrus Rabu