PJS. Bupati Sesalkan Masih Ada Illegal Fishing di Perairan Raja Ampat

KET: PJS. Bupati Raja Ampat, Anhar Akib Kadar, S.STP,M.Si dan rombongan foto bersama dengan masyarakat Kofiau usai tatap muka di Kampung Mikiran, Rabu, (13/11/2024)/Petrus Rabu
KET: PJS. Bupati Raja Ampat, Anhar Akib Kadar, S.STP,M.Si dan rombongan foto bersama dengan masyarakat Kofiau usai tatap muka di Kampung Mikiran, Rabu, (13/11/2024)/Petrus Rabu
banner 120x600

“Saya sangat sesalkan kalau ada masyarakat yang melakukan penangkapan ikan dengan cara menggunakan bom dan potassium. Padahal daerah kita ini merupakan daerah tujuan wisata dunia dengan mengandalkan keindahan bawah lautnya,” ujar Anhar Akib Kadar

WAISAI,RAJAAMPATNEWS- Pejabat Sementara (PJS) Bupati Raja Ampat, Anhar Akib Kadar, S.STP, M.Si menyayangkan masih ada masyarakat atau oknum-oknum yang melakukan penangkapan ikan di perairan Raja Ampat dengan menggunakan cara-cara yang tidak ramah lingkungan atau illegal fishing.

“Saya sangat sesalkan kalau ada masyarakat yang melakukan penangkapan ikan dengan cara menggunakan bom dan potassium. Padahal daerah kita ini merupakan daerah tujuan wisata dunia dengan mengandalkan keindahan bawah lautnya,” ujar Anhar Akib Kadar usai mendengar laporan masyarakat pada kegiatan tatap muka dengan Masyarakat Distrik Kofiau di Kampung Mikiran, Rabu (13/11/2024).

Dirinya meminta masyarakat untuk menjaga dan melindungi alam Raja Ampat dan tidak menggunakan praktek-praktek illegal fishing dalam mencari ikan. Bagi dia, laut dan segala potensinya merupakan lumbung kehidupan yang menjamin kehidupan masyarakat Raja Ampat, tidak saja saat ini tetapi juga untuk generasi atau anak cucu Raja Ampat.

Dalam tatap muka tersebut, Pjs. Bupati Raja Ampat mendengarkan langsung laporan dari Babinsa Kampung Awat, Serda Muhamad Djafar Rumalean.

KET: Babinsa Kampung Awat, Serda Muhamad Djafar Rumalean/Petrus Rabu

Serda Muhamad Djafar Rumalean melaporkan kalau di perairan sekitar Kampung Tolobi sering terjadi kegiatan penangkapan ikan dengan menggunakan bom, potassium dan ‘akar bore.’  

“Ijin melapor pak Bupati, di perairan Kampung Tolobi masyarakat sering menangkap ikan dengan menggunakan bom, potassium dan akar bore. Saya sudah bilang mereka berulang-ulang tapi tetap saja dilakukan. Mungkin harus tumbuk di mulut dulu kaapa,” lapor Serda Muhamad Djafar Rumalean dengan nada kecewa.

Sementara Yosafat Ambrauw, salah satu tokoh masyarakat Kofiau menjelaskan kegiatan pemboman ikan sering dilakukan oleh orang-orang dari luar Kofiau.

Yosafat, sapaan Yosafat Ambrauw meminta agar kegiatan pengawasan harus diperairan Kofiau dari sekitar harus ditingkatkan.

“Kegiatan pemboman itu kebanyakan dilakukan oleh orang luar, baik yang datang dari wilayah  Sorong maupun Maluku. Karena itu saya berharap kegiatan pengawasan oleh Dinas Perikanan perlu ditingkatkan di perairan Kofiau dan sekitarnya,” ujar Yosafat kepada RajaAmpatNews.

KET: Tokoh Masyarakat Kofiau, Yosafat Ambrauw/Petrus Rabu

Sebagaimana Pjs. Bupati Raja Ampat, Yosafat pun mengaku bahwa laut Raja Ampat perlu dijaga karena sumber mata pencarian masyarakat. Bagi dia, kalau laut dan isinya rusak maka akan merusak seluruh tatanan hidup masyarakat Raja Ampat.

“Kalau laut sudah rusak dan terumbu karang tidak ada maka ikan juga sudah tidak ada. Baru kita mau cari makan dimana lagi. Kita kan wilayah kepulauan. Hidup dari laut. Mari kita jaga laut kita dengan baik. Jangan bom dan jangan pakai akar bore untuk tangkap ikan,” harap Yosafat.

Writer: Petrus RabuEditor: Petrus Rabu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You cannot copy content of this page