Paniai, RajaAmpatNews — Tokoh senior Meepago, Nahum Tebai, S.Ip., M.Si., menyampaikan pandangan kritisnya terkait arah pembangunan di Kabupaten Paniai dan Provinsi Papua Tengah. Dalam pertemuan yang berlangsung pada Selasa, 25 Juni 2025, di kediamannya di Iyaibutu, Paniai Timur.
Ia menekankan bahwa pembangunan daerah tidak boleh sekadar simbolik, melainkan harus menyentuh akar permasalahan yang dihadapi masyarakat.
Nahum, yang dikenal pernah menjadi calon Kepala Dinas BPBD Kabupaten Paniai, menyoroti masih lemahnya pelayanan publik, kurangnya pemberdayaan masyarakat, dan belum meratanya pembangunan infrastruktur dasar di berbagai wilayah Papua Tengah.
“Pembangunan kita jangan hanya dilihat dari proyek dan laporan seremonial. Ukurannya harus jelas: apakah rakyat terbantu, apakah masyarakat merasakan perubahan,” tegasnya.
Ia memaparkan sejumlah program prioritas yang menurutnya perlu menjadi fondasi pembangunan ke depan:
- Penataan Kelembagaan Pemerintahan: Dorongan kuat untuk digitalisasi pelayanan publik demi mewujudkan birokrasi yang cepat, transparan, dan efisien.
- Pendidikan: Peningkatan kualitas tenaga pengajar, penyediaan sarana prasarana, dan sistem pendidikan yang adaptif terhadap konteks lokal.
- Kesehatan: Pembenahan rumah sakit, puskesmas, serta pemerataan distribusi tenaga medis hingga ke wilayah terpencil.
- Pemberdayaan Masyarakat: Pemberian beasiswa kepada pelajar berprestasi, bantuan langsung bagi masyarakat miskin, dan pengembangan ekonomi berbasis potensi kampung.
- Infrastruktur: Pembangunan jalan penghubung antar distrik, penyediaan air bersih, serta akses energi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Nahum juga menyoroti bahwa Papua Tengah sebagai provinsi baru memiliki tantangan ganda: mengejar ketertinggalan sambil membangun tata kelola yang kredibel. Oleh karena itu, katanya, dibutuhkan keberanian dan visi kepemimpinan yang tidak sekadar menjalankan rutinitas, tetapi berani membuat terobosan.
“Papua Tengah tidak bisa dibangun dengan cara lama. Kita harus berani membongkar kebiasaan birokrasi yang lambat dan menggantinya dengan pola pikir melayani,” tutup Nahum.
Pernyataan kritis ini menjadi cerminan dari harapan masyarakat akar rumput yang mendambakan pemerintahan yang benar-benar hadir dan menyelesaikan persoalan nyata.
Penulis: Jeri P. Degei
Editor: Petrus Rabu