“Kami akan mengirimkan dua orang perwakilan mahasiswa dan senior langsung ke titik bencana di Wamena. Kita tidak mau ada permainan. Bantuan ini harus sampai ke tangan para korban,” tegas Hiluka.
Sorong, RajaAmpatNews – Aksi solidaritas kemanusiaan digelar oleh mahasiswa asal Wamena yang berada di Sorong Raya bersama seluruh organisasi kepemudaan Cipayung Plus. Selama lebih dari dua pekan, mereka turun ke jalan mengetuk hati masyarakat Sorong Raya, dan hasilnya luar biasa: dana lebih dari Rp90 juta berhasil dikumpulkan, ditambah pakaian layak pakai dalam jumlah besar.
“Puji Tuhan, masyarakat merespons dengan sangat luar biasa,” kata Koordinator Lapangan, Daud Hiluka, saat ditemui di Posko Kemanusiaan, Minggu (18/5/2025).
Menurut Hiluka, donasi yang terkumpul mencapai Rp90 juta 500 ribu dan lebih dari enam karung besar pakaian layak pakai. Ia menegaskan, semua bantuan ini akan disalurkan langsung ke Wamena tanpa melalui pihak ketiga, untuk memastikan distribusi yang tepat sasaran.
“Kami akan mengirimkan dua orang perwakilan mahasiswa dan senior langsung ke titik bencana di Wamena. Kita tidak mau ada permainan. Bantuan ini harus sampai ke tangan para korban,” tegas Hiluka.
Hiluka menjelaskan, kondisi para korban banjir di Wamena masih sangat memprihatinkan. Mereka kehilangan tempat tinggal dan sumber pangan karena kebun-kebun mereka tersapu banjir.

“Masyarakat masih dalam keadaan darurat. Bahkan untuk kebutuhan dasar pun mereka kesulitan,” tambahnya.
Ia menyampaikan terima kasih kepada seluruh warga Sorong Raya atas dukungan dan bantuan yang telah diberikan. “Sekecil apapun bantuan, sangat berarti bagi para korban. Kami juga mohon maaf jika selama penggalangan dana ada yang merasa terganggu,” ujarnya.
Hal senada disampaikan oleh Dominggus Baru, anggota PMKRI dan perwakilan dari Cipayung Plus. Ia menekankan bahwa keberhasilan aksi ini adalah buah dari kepedulian bersama.
“Tanpa kalian, kami tidak bisa mencapai ini. Bahkan seribu rupiah dari setiap orang itulah yang menjadi kekuatan bersama,” ucapnya.
Dominggus juga mengapresiasi dukungan dari Polresta Sorong yang telah memberikan izin dan pengawalan selama kegiatan berlangsung. Ia berharap pemerintah Provinsi Pegunungan tidak tinggal diam melihat musibah ini.

“Kami meminta dengan tegas agar pemerintah provinsi lebih serius menangani wilayahnya. Musibah ini membuktikan masih lemahnya perencanaan dan pengawasan lingkungan. Jangan sampai karena kelalaian pemerintah, rakyat yang jadi korban,” tegasnya.
Aksi kemanusiaan ini berlangsung sejak 2 Mei hingga 17 Mei 2025 dan melibatkan berbagai elemen pemuda, mahasiswa, dan organisasi kemasyarakatan di wilayah Sorong Raya.