Ketua Satgas PBD Nilai Program MBG di Raja Ampat Berjalan Positif

banner 120x600

Waisai, RajaAmpatNews – Wakil Gubernur Papua Barat Daya yang juga Ketua Satuan Tugas Makan Bergizi Gratis (MBG), Ahmad Nausrau, melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Raja Ampat pada Kamis (4/9/2025). Kunjungan ini bertujuan untuk memonitoring sekaligus mengevaluasi perkembangan percepatan pelaksanaan program MBG di daerah tersebut.

Usai tatap muka dengan Bupati Raja Ampat, Orideko I. Burdam selaku Penasehat Tim Satgas MBG Raja Ampat, bersama Ketua Satgas Yusuf Salim, M.Si dan sejumlah pejabat daerah di Kantor Bupati Raja Ampat, Ahmad menilai progres yang ada cukup menggembirakan. Hal ini ditandai dengan telah terbentuknya SK Tim Satgas, dengan Sekda Raja Ampat sebagai ketua dan Bupati sebagai penasehat.

“Fokus koordinasi kali ini terkait penyiapan lahan. Badan Pangan Nasional akan membangun tiga dapur khusus di setiap kabupaten, termasuk Raja Ampat. Karena itu kami minta agar lokasi lahan segera ditetapkan dan dilaporkan, sehingga bisa kami teruskan ke BPN. Harapannya, pembangunan bisa dimulai tahun ini,” ungkapnya.

Sejauh ini, dapur MBG khusus baru tersedia satu unit di Kota Sorong. Di Raja Ampat, terdapat tiga dapur yang sudah ada, namun dua di antaranya belum beroperasi karena masih menunggu pemenuhan prosedur standar. Pembangunan dapur khusus ini sepenuhnya menggunakan anggaran APBN dengan desain sesuai standar Badan Pangan Nasional.

Selain persoalan pembangunan dapur, Ahmad juga menyoroti pentingnya ketersediaan rantai pasok bahan pangan. Menurutnya, sebagian besar kebutuhan dapur MBG masih dipasok dari luar daerah, bahkan dapur MBG di Kota Sorong sudah mulai mengalami kelangkaan sejumlah bahan pangan seperti buah dan sayuran.

“Untuk jangka pendek kita masih datangkan dari luar, tapi ke depan harus dipenuhi dari daerah sendiri agar manfaat ekonominya juga dirasakan masyarakat lokal,” tegasnya.

Ia menambahkan, pihaknya akan mendorong adanya pertemuan antara gubernur dengan para bupati dan wali kota guna membahas secara khusus strategi rantai pasok pangan. “Kalau hanya mengandalkan pasokan dari luar, sementara daerah lain juga punya program yang sama, tentu akan berpengaruh pada harga. Karena itu, ketersediaan pasokan dari daerah sendiri menjadi penting agar program MBG berjalan optimal,” pungkas Ahmad. (Petrus Rabu)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You cannot copy content of this page