Ketika Tradisi dan Iman Bertemu di Tanah Malasilen

banner 120x600

Sorong, RajaAmpatNews— Asap putih mengepul dari tumpukan batu yang dibakar di halaman gereja. Aroma khas daun-daunan dan daging yang dipanggang di dalam tanah memenuhi udara pagi itu. Di tengah denting doa dan semangat pelayanan, masyarakat Katolik Stasi Santo Yosef Freinademetz Malasilen menggelar pelantikan Dewan Pastoral Stasi (DPS) untuk masa bakti 2024–2027, Minggu, 20 Juli 2025.

Di sini, di tanah yang dekat dengan keramaian Kota Sorong, Gereja Katolik hidup dan bertumbuh dalam denyut tradisi lokal. Pelantikan pengurus gereja tidak hanya menjadi acara seremonial, tetapi sebuah peristiwa iman yang membaur dengan budaya, menghadirkan wajah Gereja yang kontekstual dan menyatu dengan kehidupan umat.

Romo Stefanus Mbau, Pr., yang memimpin Misa Kudus dan melantik para pengurus baru, menegaskan bahwa pelantikan ini bukan sekadar pergantian struktur.

 â€śPelayanan gereja adalah panggilan kasih. Setiap pengurus yang dilantik dipanggil untuk menjadi garam dan terang, menghadirkan Kristus dalam tindakan nyata di tengah umat,” ucapnya dalam homili yang sederhana namun menyentuh.

Para pengurus yang baru dilantik berasal dari beragam latar belakang, namun disatukan oleh satu semangat: melayani Tuhan dan umat. Mereka kini mengemban tanggung jawab memimpin berbagai bidang — dari liturgi, katekese, hingga sosial kemasyarakatan. Di pundak merekalah harapan umat untuk terus bertumbuh dalam iman dan persekutuan digantungkan.

Usai Misa, umat bersama para pengurus menggelar syukuran dengan acara adat bakar batu. Tradisi ini bukan sekadar pesta, melainkan lambang persaudaraan dan bentuk ucapan syukur atas rahmat Tuhan. Batu dibakar, daging dan umbi-umbian dimasak bersama, dan semua duduk dalam satu lingkaran: tua-muda, perempuan-laki-laki, pengurus baru dan umat biasa. Iman, dalam konteks ini, tidak lagi berjarak — ia hadir dalam hangatnya kebersamaan.

Salah satu umat, Benediktus Mambrasar, mengungkapkan harapan besarnya. “Kami bersyukur karena gereja ini tetap hidup. Kami butuh pengurus yang sungguh-sungguh mau melayani, bukan sekadar dilantik tapi juga bergerak. Semoga yang baru ini lebih aktif.”

Stasi Santo Yosef Freinademetz Malasilen sendiri merupakan bagian dari Paroki St. Arnoldus Yansen, Keuskupan Manokwari-Sorong. Di bawah terang semangat Santo pelindung mereka — misionaris yang mengabdikan hidup bagi bangsa-bangsa Timur — umat Malasilen terus berproses membangun persekutuan yang kuat, meski dalam segala keterbatasan.

Belum lama ini, sebuah tonggak sejarah ditorehkan: peresmian gereja baru di stasi ini oleh Uskup Manokwari–Sorong, Mgr. Hilarion Datus Lega, Pr. Bangunan gereja yang berdiri kokoh itu menjadi simbol iman umat yang tak pernah padam — meski di tengah medan yang tidak mudah.

Kini, dengan pengurus baru, harapan itu kembali dinyalakan. Bahwa di tanah Malasilen, di mana tradisi dan iman bertemu, Gereja akan terus hidup — menyala dalam bara kasih, tumbuh dalam pelayanan, dan teguh dalam meneruskan visi utama Kristus: menghadirkan Kerajaan Allah di tengah dunia.

Writer: Petrus Rabu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You cannot copy content of this page