“Kasih sejati bukan tinggal dalam doa dan liturgi saja. Ia harus dihidupi di lorong-lorong kehidupan,” tegas Pastor Martin Hombahomba, Pr saat menyampaikan renungan Minggu Paskah V di Gereja Katolik Stasi Sta. Maria Mater Dei-Waisai, Minggu (18/5/2025).
Waisai, RajaAmpatNews — Dalam perayaan Ekaristi Minggu Paskah V yang penuh kekhusyukan di gereja Katolik Waisai, Minggu (18/5/2025),  Pastor Martin Hombahomba, Pr mengajak umat Katolik di Waisai dan sekitarnya untuk tidak hanya memperingati kebangkitan Kristus sebagai peristiwa iman, tetapi juga menjadikannya sebagai pijakan hidup dalam kasih sejati yang aktif dan nyata.
Renungan yang disampaikan Pastor Martin diambil dari tiga bacaan Kitab Suci: Kisah Para Rasul 14:21b–27, Wahyu 21:1–5a, dan Injil Yohanes 13:31–33a, 34–35. Ketiganya menggambarkan peristiwa pasca-Kebangkitan yang membawa pesan ilahi kepada para murid dan kepada umat masa kini: bahwa Yesus sungguh bangkit dan kasih-Nya tak pernah berakhir.
“Penampakan Yesus kepada Maria Magdalena, dua murid di Emaus, dan para murid di Danau Genesaret adalah kesaksian bahwa Ia hidup. Ia menampakkan diri bukan sekadar membuktikan kuasa, tapi menunjukkan kasih yang menghidupkan dan menguatkan,” ujar Pastor Martin.
Ia menekankan bahwa warisan terbesar dari Kristus bukan hanya pengajaran atau mukjizat, melainkan kasih. Sebuah kasih yang bersumber dari Allah Bapa, diteruskan oleh Putra, dan kini dititipkan kepada setiap pengikut-Nya.
“Yesus mengajak para murid untuk tinggal dalam kasih, agar relasi dengan Allah tidak terputus. Kita diajak hidup dalam kasih itu — bukan kasih yang pasif atau romantik, tapi kasih yang nyata, yang menuntut tindakan, pengorbanan, dan komitmen,” lanjutnya.

Pastor Martin mengajak umat untuk tidak membiarkan kasih terkurung dalam wacana dan liturgi semata. Menurutnya, kasih harus hidup dan bekerja dalam kehidupan sehari-hari — dalam keluarga, komunitas, pekerjaan, dan seluruh ruang sosial.
“Kasih itu harus hidup. Jangan hanya jadi kata-kata indah dalam liturgi. Ia harus menjelma dalam sikap dan tindakan nyata,” tegasnya.
Ia menutup renungan dengan mengingatkan bahwa mengasihi Allah dengan segenap hati dan akal budi, serta mengasihi sesama seperti diri sendiri, adalah fondasi iman Kristiani yang sejati. Itulah wajah Allah yang sesungguhnya: kasih yang hidup, menyala, dan tidak pernah padam.
Renungan Minggu Paskah V ini menjadi seruan rohani bagi umat Katolik Raja Ampat untuk terus melanjutkan semangat kebangkitan Kristus dalam tindakan kasih yang nyata di tengah dunia yang penuh tantangan.