Jejak Raja Festival 2025, Waisai Siap Jadi Pusat Perayaan Budaya Papua

banner 120x600

WAISAI, RajaAmpatNews – Kabupaten Raja Ampat kembali akan menjadi tuan rumah perhelatan akbar Jejak Raja Festival 2025 yang digelar pada 28–30 Agustus 2025 di Waisai Torang Cinta (WTC). Festival ini menghadirkan beragam kegiatan budaya, seni, hingga edukasi yang melibatkan masyarakat, pelajar, hingga sanggar seni lokal.

Sesuai dengan rundown kegiatan yang diterima RajaAmpatNews, Minggu (24/8/2025) dari Panitia Pelaksana menjalskan pada hari pertama, pada tanggal 28 Agustus 2025, akan dibuka dengan kegiatan “Anak Papua Bercerita Lewat Warna” dan “Kriat Sampah” pada pagi hari. Sore harinya, masyarakat dan wisatawan dapat menyaksikan Karnaval Budaya di jalan utama Waisai, dilanjutkan malam hari dengan penampilan tarian tradisional dari berbagai sanggar, bincang budaya bersama Bupati Raja Ampat, Kepala BPK Wilayah XXIII, Kepala Dinas Pariwisata, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, hingga Rektor ISBI. Malam semakin meriah dengan penampilan tari tradisional, akustik, hingga folksong di panggung utama.

Memasuki hari kedua, 29 Agustus 2025, suasana semakin semarak dengan tarian penyambutan Mansorandak di Pelabuhan Falaya untuk menyambut kedatangan Menteri. Acara pembukaan festival akan dipusatkan di panggung utama dengan penampilan tarian Wor, Lagu Indonesia Raya, Tanah Papua, hingga sambutan dari Bupati Raja Ampat, Gubernur Papua Barat Daya, dan Menteri yang sekaligus membuka acara. Berbagai tarian kolosal dari sekolah dan sanggar akan menambah semarak pembukaan.

Selanjutnya, pengunjung dapat menikmati pameran UMKM, penampilan puisi budaya, hingga rangkaian hiburan malam berupa tari tradisional, musik akustik, dan kolaborasi seni dari berbagai sanggar.

Pada hari ketiga, 30 Agustus 2025, festival menghadirkan nuansa edukasi dengan kegiatan belajar membuat kerajinan tradisional, papeda, menoken, serta mengenal permainan rakyat. Malam harinya, acara penutupan digelar dengan doa, laporan panitia, serta sambutan resmi Wakil Bupati Raja Ampat yang ditandai dengan pemukulan tambur. Festival ditutup dengan penampilan kolosal Gale-Gale, tari tradisional, akustik, hingga folksong.

Panitia bertatap muka dengan Bupati Raja Ampat terkait koordinasi pelaksanaan festival/foto.dok. Panitia

Sebagaimana diwartakan sebelum terkait kegiatan tersebut, Bupati Raja Ampat, Orideko I. Burdam, S.IP., MM., M.Ec.Dev, didampingi Wakil Bupati, Drs. Mansyur Syahdan, M.Si, mengajak seluruh masyarakat Raja Ampat dan Papua Barat Daya untuk hadir memeriahkan acara tersebut.

“Kami dengan sukacita mengundang seluruh masyarakat Raja Ampat dan Papua Barat Daya untuk bersama-sama menghadiri Festival Jejak Raja. Mari kita rayakan kebersamaan ini dan tampilkan jati diri budaya kita kepada dunia,” ujar Bupati Orideko saat menyampaikan ajakan resmi dari Kantor Bupati Raja Ampat, Kamis (21/8/2025).

Festival ini direncanakan akan dihadiri langsung oleh Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Bapak Fadlizon. Kehadirannya menjadi bentuk nyata dukungan pemerintah pusat terhadap upaya pelestarian budaya daerah sekaligus dorongan moral bagi para seniman dan pegiat budaya di Papua Barat Daya.

Berbagai kegiatan menarik telah dipersiapkan untuk mengisi festival, mulai dari pentas seni tari dan folksong khas Papua, pelatihan kreasi limbah sampah, pelatihan melukis Papua, hingga pameran kerajinan tangan, UMKM lokal, dan aksesoris khas Papua. Festival ini juga akan menampilkan program edukatif seperti dialog budaya, pemutaran film dokumenter, serta program Gemar Pangan Lokal dan Gemar Makan Ikan sebagai cerminan kehidupan masyarakat pesisir Papua.

Yang tak kalah istimewa, festival ini juga menghadirkan kolaborasi apik antara seniman dari Kota Sorong dan Kabupaten Raja Ampat, serta mendapatkan dukungan penuh dari Balai Budaya XXIII Papua Barat. Sinergi ini menunjukkan semangat bersama dalam melestarikan warisan budaya sekaligus memperkuat identitas Papua di tengah arus globalisasi.

Lebih dari sekadar pesta budaya, Festival Jejak Raja memiliki urgensi besar bagi perjalanan sejarah dan pembangunan Raja Ampat. Festival ini merupakan panggung untuk menggali kembali akar budaya dan sejarah yang menjadi identitas masyarakat, sekaligus menjembatani warisan leluhur dengan perkembangan zaman.

Di tengah derasnya arus modernisasi, keberadaan festival ini menjadi benteng yang menjaga agar kearifan lokal tidak hilang, melainkan tetap hidup dan berkembang. Dari sisi pembangunan, festival ini memperkuat visi besar Raja Ampat sebagai destinasi wisata kelas dunia. Pariwisata Raja Ampat yang selama ini dikenal dengan panorama lautnya yang menakjubkan kini diperkaya dengan kekuatan budaya. Dengan demikian, wisatawan tidak hanya datang untuk melihat keindahan bahari, tetapi juga untuk merasakan denyut kebudayaan yang tumbuh bersama masyarakatnya.

Melalui Festival Jejak Raja 2025, Raja Ampat tidak hanya meneguhkan dirinya sebagai surga bahari, tetapi juga sebagai panggung budaya yang sarat makna. Festival ini adalah jembatan antara masa lalu dan masa depan; sebuah perayaan yang menghidupkan kembali jejak sejarah sambil membuka jalan bagi pembangunan yang lebih berkelanjutan.

Bupati dan Wakil Bupati Raja Ampat berharap festival ini menjadi momentum kebersamaan untuk memperkuat persaudaraan, melestarikan budaya, dan mengokohkan posisi Raja Ampat di panggung dunia. Dengan semangat ini, Raja Ampat bangkit bukan hanya dengan lautnya yang memikat, tetapi juga dengan budaya yang berakar kuat dan memberi warna bagi peradaban dunia.

#FestivalJejakRaja2025

(Petrus Rabu)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You cannot copy content of this page