Waisai, RajaAmpatNews- Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan International Fund for Agricultural Development (IFAD) membentuk Program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (TEKAD) periode 2020-2025. Program TEKAD dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pengembangan Ekonomi dan Investasi Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggaldan Transmigrasi.
Program TEKAD dilaksanakan di 1.110 desa pada 25 kabupaten di 9 Provinsi wilayah Timur Indonesia, yaitu Provinsi Papua, Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua Selatan, Papua Pegunungan, Papua Tengah, Maluku, Maluku Utara dan Nusa Tenggara Timur.
“Di Raja Ampat, ada 4 distrik dan 19 kampung yang terakomodir dalam program TEKAD,” ujar Pejabat Pelaksana Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung (BPMK) Raja Ampat, Abner Sanoy, SE, MM saat ditemui di Gedung Pari Convention Center, Kamis, (25/1/20240
Abner, sapaan Abner Sanoy menjelaskan tujuan program TEKAD yang dicanangkan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal Transmingrasi membawa misi mulia yakni memberdayakan masyarakat desa agar mampu berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang cepat, berkelanjutan, menciptakan dan memperluas kesempatan ekonomi, serta memastikan akses yang lebih luas bagi semua lapisan masyarakat (inklusif) di Indonesia Timur.
Selain itu, kata Abner, Program TEKAD diharapkan mampu meningkatkan tata kelola desa dan partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan produk unggulan desa, daerah tertinggal, dan transmigrasi yang didukung oleh teknologi tepat guna melalui Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.
Lebih lanjut dirinya menjelaskan Di Raja Ampat dimonitoring langsung pihak Tekad, yang mana ada coordinator kabupaten, dan juga fasilitator distrik dan kader kampung.
“Mereka ini di SK kan Kementerian Desa, dan mendapat honor setiap bulan,” tambahnya..
“Tekad ini mendorong transformasi ekonomi di kampung-kampunh. Ekonomi yang tadinya tidak berjalan di kampung-kampung karena alasan pendanaan dan managemen yang kurang, dan dengan program ini bisa berjalan dan yang tadinya tidak ada menjadi ada, dan yang kurang ditingkatkan kearah yang lebih baik untuk jangka Panjang,”tambah Abner.
Abner menjelaskan pihak donor yakni IFAD dan Kementerian Desa sudah melakukan monitoring di Raja Ampat. Dalam monitoring tersebut, kata dia untuk melihat dari dekat tentang apa yang tercapai di Raja Ampat dari program Tekad.
Adapun implementasi program TEKAD di Raja Ampat antara laini perikanan, pariwisata dan pengembangan ekonomi masyarakat.
“Hari ini ada yang berdampak langsung ke masyarakat seperti ada yang tanam sayur, budidaya teripang, pembuatan pabrik es batu,” ujar Abner Sanoy.
Dirinya menambahkan Program TEKAD di Raja Ampat ini ditandai dengan penyerahan dana Program TEKAD oleh Menteri Desa beberapa waktu lalu di Gedung pari sebesar Rp1.9 Miliar untuk 19 desa. Artinya kata dia, untuk dukungan implementasi program Tekad tiap kampung sebesar Rp100.000.000,-(serratus juta rupiah/kampung).
Dirinya berharap program ini dikelola baik. Ada transparansi dan partisipasi serta akuntable.
“Jadi mindset pemikiran masyarakat itu kita rubah. Ketika uang itu ada bukan untuk dihabisakan tetapi harus ada pengembangan ekonomi sehingga Ketika program ini habis pada tahun 2025, namun pengembangan ekonomi dari program tersebut tetap berjalan,” harapnya. (Petrus Rabu/R4News)
I can tell that you are uber reactionary in your entry just to get attention.
ok. thanks