Waisai, RajaAmpatNews– Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Raja Ampat, M. Guntur Tamima, memberikan klarifikasi terkait kerusakan talut sungai yang berada di depan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Raja Ampat di Waisai, usai diguyur hujan deras pada Senin (1/9/2025) lalu.
Menurutnya, kerusakan tersebut merupakan akibat langsung dari tingginya debit air hujan, namun tetap menjadi tanggung jawab penuh pihak penyedia jasa yang mengerjakan proyek tersebut.
“Dalam aturan kontrak, kondisi kahar yang melibatkan bencana alam memang diatur secara jelas. Negara memberikan kompensasi sesuai peraturan pengadaan barang dan jasa yang berlaku. Namun, meski ada kompensasi, penyedia tetap wajib memperbaiki kerusakan itu. Itu sudah menjadi kewajiban hukumnya,” ujar Guntur saat ditemui di Waisai, Kamis,(4/9/2025).
Ia menjelaskan, kompensasi yang diberikan pemerintah kepada kontraktor biasanya berupa adendum atau tambahan waktu pelaksanaan proyek, mengingat kerusakan terjadi akibat faktor bencana.
“Kita memberikan adendum waktu pelaksanaan akibat kebencanaan yang menyebabkan pekerjaan talut itu rusak. Itu aturannya. Jadi tetap mereka bertanggung jawab untuk memperbaiki,” tegasnya.
Guntur juga memastikan bahwa alat dan material untuk memperbaiki kerusakan telah diperintahkan untuk segera dikirim dan mulai dikerjakan.
“Alat tadi saya sudah perintahkan, sudah dikirim, dan sebentar lagi mulai dikerjakan. Jadi ini masih tanggung jawab penyedia,” tambahnya.
Mengenai panjang saluran talut yang dibangun di kawasan depan RSUD Raja Ampat, Guntur menyebutkan bahwa berdasarkan Rencana Anggaran Biaya (RAB), proyek itu diperkirakan sepanjang 500 meter, terbagi di kiri dan kanan masing-masing 250 meter. Namun, dalam pelaksanaan, panjang dan tinggi konstruksi menyesuaikan dengan kondisi morfologi dan kontur wilayah setempat.
“Pembangunan talut tidak bisa disamaratakan. Di bagian kiri mengikuti standar gambar, sementara di kanan lebih tinggi karena menyesuaikan dengan kontur jalan. Tidak mungkin kita bikin lebih rendah sedangkan posisi jalan ada di atas,” jelasnya.
Menanggapi pertanyaan soal kualitas pekerjaan, Guntur menilai bahwa konstruksi talut masih sesuai dengan standar teknis. Hanya saja, kekuatan talut tersebut memang tidak mampu menahan derasnya debit air yang ekstrem pada malam kejadian.
“Kalau kualitasnya masih sesuai standar. Hanya saja, debit air saat hujan kemarin memang luar biasa deras. Kondisi seperti itu tentu bisa merusak bangunan apapun. Jadi ini bukan soal kualitas yang buruk, tapi memang daya tahan konstruksi kalah dengan kekuatan alam,” terangnya.

Lebih lanjut, Guntur membantah kabar yang beredar di media sosial bahwa proyek talut tersebut sudah selesai 100 persen dan tidak lagi menjadi tanggung jawab kontraktor. Menurutnya, informasi tersebut tidak benar dan harus diluruskan. Guntur menambahkan Proyek tersebut masa kontrak nya nanti berakhir di bulan November 2025, sehingga sampai saat ini Proyek tersebut Masi menjadi tanggung jawab Kontraktor.
“Tidak benar kalau dibilang proyek itu sudah lepas tanggung jawab. Sampai sekarang, ini masih sepenuhnya tanggung jawab penyedia. Jangan percaya informasi yang simpang siur di media sosial. Pemerintah tetap mengawasi dan memastikan tanggung jawab ini dijalankan,” tegasnya.
BPBD Raja Ampat juga memastikan akan terus memantau perkembangan perbaikan talut sungai tersebut agar segera kembali berfungsi normal untuk melindungi lingkungan sekitar, khususnya kawasan vital seperti RSUD Raja Ampat yang menjadi pusat layanan kesehatan utama masyarakat.
“Kita bertanggung jawab, dan penyedia juga wajib menuntaskan pekerjaannya. Intinya, jangan khawatir, talut itu akan dibenahi kembali,” pungkas Guntur. (Dony Kumuai)