Waisai, RajaAmpatNews – Balai Diklat Keagamaan Papua (BDK Papua) menggelar pelatihan multimedia pembelajaran bagi guru-guru agama lintas agama di Kabupaten Raja Ampat. Kegiatan ini berlangsung di Aula Kantor Bappeda Raja Ampat Rabu (1/10/2025), dengan menghadirkan 28 peserta dari tingkat SD hingga SMA.
Panitia pelaksana, Wendi Wicaksono, M.Pd., menjelaskan bahwa pelatihan ini bertujuan membekali guru-guru agama dengan keterampilan membuat media pembelajaran interaktif berbasis multimedia. “Sasaran kami adalah guru agama Islam, Kristen, Katolik, dan agama lainnya di bawah naungan pemerintah daerah. Harapannya, para guru mampu menciptakan pembelajaran yang menarik dan lebih efektif melalui pemanfaatan teknologi digital,” ujarnya.

Dalam pelatihan yang berlangsung selama enam hari ini, peserta mendapatkan materi berupa:
- Pembuatan presentasi multimedia dengan aplikasi Canva
- Pembuatan video pembelajaran
- Pengembangan game, kuis, dan ice breaking interaktif
- Pembuatan blog pembelajaran
Kegiatan dilaksanakan dalam dua tahap, yakni tiga hari secara daring melalui Zoom dari Jayapura, dan tiga hari tatap muka langsung di Raja Ampat.
Menurut Wendi, pelatihan ini bukan sekadar kegiatan formalitas, melainkan langkah awal untuk meningkatkan kualitas pendidikan agama di Papua, khususnya Raja Ampat.
“Harapannya para guru tidak berhenti setelah pelatihan, tapi benar-benar menerapkan materi dalam pembelajaran sehari-hari. Jika konsisten, kualitas pembelajaran meningkat, semangat belajar siswa bertambah, dan pada akhirnya hasil belajar pun lebih baik,” jelasnya.
Pelatihan menghadirkan empat pemateri, terdiri dari pejabat Balai Diklat Keagamaan Papua dan dua dari Widya Iswara, yakni Wendi Wicaksono, M.Pd., serta Surindi, S.Ag., M.Si. Selain itu, Kepala Balai dan Kepala Kemenag Kabupaten Raja Ampat turut mendukung melalui sesi daring.

Meski berjalan lancar, pelatihan ini juga menemui sejumlah kendala. “Hambatan utama ada pada jaringan internet yang belum stabil, serta keterbatasan perangkat peserta. Beberapa laptop dengan kapasitas rendah cukup menghambat proses pembuatan video atau presentasi,” ungkap Wendi.
Pelatihan multimedia pembelajaran ini merupakan angkatan keempat yang digelar BDK Papua. Sebelumnya kegiatan serupa telah dilaksanakan di Biak dan beberapa kabupaten lain di Papua. Dengan wilayah kerja mencakup enam provinsi di Tanah Papua, BDK Papua menargetkan kegiatan ini terus berlanjut setiap tahun di berbagai daerah.
“Setiap daerah punya tantangan berbeda, tapi kami percaya guru-guru agama bisa berkembang mengikuti kebutuhan zaman. Teknologi adalah jembatan untuk membuat pembelajaran lebih hidup dan relevan bagi anak-anak,” pungkas Wendi.
Writer: Agustinus Guntur II Editor: Petrus R