11 Tahun Sanggar Mbilim Kayam : Dari Langkah Kecil di Waisai ke Panggung Internasional

Acara Hari Ulang Tahun ke-11 Sanggar Mbilim Kayam-Raja Ampat, Selasa (19/8/2025)/Foto: Agustinus Guntur
Acara Hari Ulang Tahun ke-11 Sanggar Mbilim Kayam-Raja Ampat, Selasa (19/8/2025)/Foto: Agustinus Guntur
banner 120x600

Waisai, RajaAmpatNews — Suasana penuh syukur menyelimuti sekretariat Sanggar Seni dan Budaya Mbilim Kayam di Jalan Sahrun Djen, Kelurahan Warmasen, Kota Waisai-Raja Ampat, Selasa (19/8/2025). Sanggar yang berdiri sejak 14 Agustus 2014 itu merayakan ulang tahunnya yang ke-11, dihadiri Ketua GOW Raja Ampat Habiba Tamima, perwakilan PT Gag Nikel, Tandi Jasidi, tokoh adat, tokoh masyarakat, pelaku seni, dan keluarga besar sanggar. Bupati Raja Ampat diwakili Asisten III Setda Raja Ampat, Ferdinand Rumsowek, M.Kes.

Pemerintah daerah memberi apresiasi dan penghargaan atas langkah konsistensi sanggar Mbilim Kayam dalam menjaga seni dan budaya lokal-Raja Ampat.

“Sebelas tahun bukanlah waktu yang singkat. Mbilim Kayam telah menjadi simbol penting dalam upaya pelestarian budaya Raja Ampat sekaligus benteng identitas di tengah derasnya arus globalisasi,” ujarnya Ferdinand Rumsowek saat membacakan sambutan tertulis Bupati Raja Ampat.

Ia menilai, sanggar ini berkontribusi besar dalam empat hal: pelestarian tradisi, pemberdayaan generasi muda, promosi pariwisata budaya, serta penguatan identitas lokal.

Ketua Sanggar Mbilim Kayam, Esau Parajal, SE., mengenang awal berdirinya sanggar yang berawal dari kebutuhan mendadak tampil pada peringatan HUT RI. Dengan segala keterbatasan, mereka nekat tampil. “Syukur puji Tuhan, dari langkah sederhana itu kami bisa bertahan sampai hari ini,” katanya disambut tepuk tangan hadirin.

Kini sanggar telah memiliki struktur organisasi lengkap dan 60 anggota aktif dari berbagai latar belakang: pelajar, mahasiswa, pegawai, hingga pendeta. Prestasi mereka juga tak main-main. Selain rutin tampil di agenda resmi daerah, Mbilim Kayam pernah menjemput kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Joko Widodo, meraih juara II Festival Budaya Papua Barat di Manokwari, hingga menyabet medali emas pada Festival Asian Art ke-20 di Singapura.

Asisten III Setda Raja Ampat, Ferdinand Rumsowerk, A.Md, M.Kes memberikan sambutan pada HUT ke-11 Sanggar Mbilim Kayam – Raja Ampat, Selasa (19/8/2025)/Foto: Agustinus Guntur

Esau menyampaikan apresiasi khusus kepada PT Gag Nikel yang mendukung sanggar hingga bisa tampil di luar negeri. Namun ia juga menuturkan tantangan, terutama keterbatasan fasilitas latihan. “Kami butuh dukungan untuk membangun atap dan ruang penyimpanan busana serta alat musik agar aktivitas sanggar lebih nyaman,” ujarnya.

Perayaan HUT kali ini dimeriahkan oleh penampilan tari dan musik tradisional yang dibawakan anak-anak dan pemuda sanggar. Antusiasme tamu undangan menegaskan bahwa seni budaya Raja Ampat terus hidup dan dicintai generasi muda.

Menutup acara, Ferdinand kembali menekankan pentingnya menjaga warisan budaya. “Budaya adalah identitas kita, budaya adalah jati diri kita, dan budaya adalah warisan yang wajib kita serahkan kepada anak cucu dalam keadaan utuh dan lestari,” tegasnya.

HUT ke-11 Sanggar Mbilim Kayam menjadi pengingat bahwa langkah kecil yang konsisten mampu melahirkan pencapaian besar—dari latihan sederhana hingga tampil di panggung internasional. Tidak berlebihan bila saat ini Mbilim Kayam disebut sebagai salah satu grup tari pilihan di Raja Ampat yang selalu menjadi andalan dalam berbagai acara, baik lokal maupun nasional.

Keberadaannya bukan hanya menjaga denyut seni dan budaya, tetapi juga memberi makna bagi perjalanan pariwisata Raja Ampat. Dengan karya-karyanya, sanggar ini telah menjadi bagian penting dalam memperkuat citra Raja Ampat sebagai destinasi kelas dunia yang kaya budaya sekaligus memuliakan tradisi. (Agustinus Guntur)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You cannot copy content of this page