Rapat Pemda dan Pedagang Pasar Mbilim Kayam: Menyatukan Persepsi untuk Relokasi ke Pasar Baru Snon Bukor

KET: Bupati Raja Ampat, Orideko I. Burdam dan Wakil Bupati Raja Ampat, Mansur Syadan foto bersama pedagang dan penjual usai rapat pembahasan relokasi pasar di Kota Waisai, Selasa (15/4/2025)/Ft. Derek M
KET: Bupati Raja Ampat, Orideko I. Burdam dan Wakil Bupati Raja Ampat, Mansur Syadan foto bersama pedagang dan penjual usai rapat pembahasan relokasi pasar di Kota Waisai, Selasa (15/4/2025)/Ft. Derek M
banner 120x600

WAISAI, RAJAAMPATNEWS – Pemerintah Kabupaten Raja Ampat, melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan, mengundang para pedagang Pasar Mbilim Kayam untuk berdiskusi mengenai rencana relokasi ke Pasar Baru Snon Bukor dalam waktu dekat.

Rapat diskusi ini dilaksanakan seiring dengan program penataan wajah ibu kota Kabupaten Raja Ampat. “Relokasi Pasar Mbilim Kayam ke Pasar Baru Snon Bukor merupakan langkah penting dalam penataan kota,” ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Raja Ampat, Selasa (15/4/2025).

Bupati Raja Ampat, Orideko Iriano Burdam, dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa pemerintah daerah mengundang para pedagang untuk mengikuti diskusi ini dengan harapan mereka bersedia segera dipindahkan ke pasar baru Snon Bukor.

Menurut Bupati, pemerintah memiliki rencana untuk mengembangkan lokasi Pasar Mbilim Kayam menjadi tempat pendaratan ikan (TPI), yang nantinya akan melayani pasar di sekitar Waisai maupun di luar Waisai. “Penataan kota ini sangat penting, karena kita ingin Raja Ampat dikenal dengan wajah yang lebih baik. Kita belajar dari pengalaman di mana Raja Ampat pernah mendapat penilaian sebagai kota terkotor di Indonesia oleh Adipura,” ujarnya.

Bupati Orideko juga menekankan bahwa pembangunan Pasar Baru Snon Bukor sudah sangat layak untuk ditempati oleh para pedagang yang direlokasi dari Pasar Mbilim Kayam. Terkait fasilitas lainnya yang masih kurang, pemerintah akan terus melakukan perbaikan secara bertahap.

Relokasi ini juga diharapkan dapat mengatasi masalah kondisi infrastruktur di Pasar Mbilim Kayam yang tidak memadai, seperti lapak yang tidak teratur dan akses masuk yang sempit. Hal ini dinilai dapat mempengaruhi minat wisatawan yang berkunjung ke Raja Ampat, yang akhirnya lebih memilih berbelanja di kota Sorong.

Pemerintah Kabupaten Raja Ampat memastikan bahwa kebijakan relokasi ini diambil demi kepentingan terbaik masyarakat. “Ketersediaan infrastruktur yang baik akan menjadi modal utama untuk pengembangan pasar dan ekonomi masyarakat,” tambah Bupati.

Ketua Komisi Tiga DPRK Raja Ampat, Ruben Sauyai, yang juga bermitra dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan, mendukung langkah pemerintah untuk merelokasi para pedagang ke Pasar Baru Snon Bukor. Ia memastikan bahwa fasilitas pendukung sudah disediakan dan akan terus dilengkapi sesuai kebutuhan.

Ruben menegaskan bahwa pasar adalah aset penting dalam mendukung sektor pariwisata. “Wisatawan membutuhkan tempat belanja yang bersih dan nyaman, seperti warung yang menyediakan sayur dan buah-buahan segar. Saat ini, wisatawan yang datang dengan kapal pesiar atau LoB cenderung belanja di luar karena pasar kita belum siap,” jelasnya.

KET: Bupati Raja Ampat, Orideko I. Burdam dan Wakil Bupati Raja Ampat, Mansur Syadan foto bersama pedagang dan penjual usai rapat pembahasan relokasi pasar di Kota Waisai, Selasa (15/4/2025)/Ft. Derek M

Sebagai anggota DPRK yang juga aktif dalam sektor pariwisata, Ruben mengungkapkan bahwa relokasi pasar ini penting untuk menciptakan lingkungan yang nyaman bagi pedagang dan pengunjung. Ia berharap pemerintah akan terus melengkapi fasilitas pendukung agar masyarakat yang berjualan di pasar merasa lebih nyaman.

Dengan pariwisata sebagai salah satu sektor unggulan di Kabupaten Raja Ampat, Ruben menyatakan bahwa relokasi ini sejalan dengan visi misi kepala daerah untuk mencapai masyarakat yang sejahtera dan pariwisata yang bangkit. “Kami mendukung penuh langkah pemerintah ini, karena ini adalah langkah awal untuk membangun pasar yang lebih aman dan nyaman bagi pedagang dan pengunjung,” tutupnya.

Writer: Derek MambrasarEditor: Petrus Rabu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You cannot copy content of this page