MISOOL, RajaAmpatNews – Polres Raja Ampat tengah menyelidiki kasus pencurian besar-besaran yang mengguncang masyarakat nelayan di Kampung Atkari, Distrik Misool Utara. Sebanyak tujuh unit mesin tempel Yamaha Enduro 15 PK dilaporkan raib pada Kamis (2/10/2025) dini hari, dengan total kerugian mencapai lebih dari Rp 220 juta.
Kapolres Raja Ampat AKBP James Oktavianus Tegai, S.IK., melalui Kapolsek Misool Iptu Suhardi menjelaskan, pencurian diperkirakan terjadi sekitar pukul 05.00 WIT. Setelah menerima laporan dari warga, anggota Polsek Misool langsung dipimpin Kapolsek mendatangi lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), mengumpulkan keterangan korban, dan segera berkoordinasi dengan Kanit Reskrim Polres Raja Ampat untuk pembuatan laporan resmi.
Menurut keterangan para korban, pencurian pertama kali diketahui ketika keluarga Estepanus Mjam hendak berangkat ke Kampung Wejim untuk menghadiri acara adat. Mesin tempel yang akan digunakan, termasuk pinjaman dari keluarga, sudah tidak berada di tempat penyimpanan.
“Pagi hari saat dicek, motor jonson sudah tidak ada. Diperkirakan hilang pada pukul 05.00 WIT,” ungkap korban dalam laporannya.

Adapun korban pencurian tercatat sebanyak empat orang:
- Estepanus Mjam (56), petani asal Kampung Atkari, kehilangan 4 unit.
- Wanderina Watem (46), petani asal Kampung Solal, kehilangan 1 unit.
- Charles Rumaropen (39), karyawan swasta asal Kampung Atkari, kehilangan 1 unit.
- Melkianus Foom (41), perangkat desa asal Kampung Atkari, kehilangan 1 unit.
Setiap mesin tempel ditaksir seharga Rp 31,5 juta sehingga total kerugian mencapai Rp 220.500.000.
Kapolsek Misool menegaskan, meskipun kasus ini menimbulkan keresahan masyarakat, situasi kamtibmas tetap aman terkendali. Pihak kepolisian telah mengambil langkah-langkah awal penyelidikan dan akan menindaklanjuti kasus ini bersama Polres Raja Ampat.
“Polres Raja Ampat berkomitmen mengungkap pelaku serta memastikan keamanan masyarakat nelayan. Mesin tempel adalah aset vital untuk mencari nafkah, transportasi, dan kegiatan adat, sehingga kasus ini akan kami tangani dengan serius,” ujar Kapolsek.
Hingga kini, penyelidikan masih terus berlangsung untuk mengungkap pelaku dan jaringan yang diduga terlibat. Polres Raja Ampat menegaskan akan terus hadir menjaga ketertiban dan memberi rasa aman bagi masyarakat pesisir, khususnya para nelayan yang sangat bergantung pada mesin tempel untuk aktivitas sehari-hari.
Writer: Dony Kumuai II Editor: Petrus Rabu