Bupati Orideko: ASN Harus Jadi Teladan dengan Belanja di Pasar Snun Bokur

KET: Bupati Raja Ampat, Orideko I. Burdam (kaos putih), saat berbelanja di Pasar Ikan Snun Bokur pada awal Juni 2025, bertepatan dengan pencanangan program ASN berbelanja di pasar tersebut untuk mendukung ekonomi pedagang lokal. /Petrus Rabu.
KET: Bupati Raja Ampat, Orideko I. Burdam (kaos putih), saat berbelanja di Pasar Ikan Snun Bokur pada awal Juni 2025, bertepatan dengan pencanangan program ASN berbelanja di pasar tersebut untuk mendukung ekonomi pedagang lokal. /Petrus Rabu.
banner 120x600

Waisai, RajaAmpatNews – Bupati Raja Ampat, Orideko I. Burdam, menegaskan kembali instruksi kepada seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) agar berbelanja rutin di Pasar Snun Bokur, Waisai, sebagai bentuk dukungan nyata terhadap pedagang lokal yang telah direlokasi ke pasar baru. Penegasan ini disampaikan saat apel rutin ASN, Jumat (12/9/2025).

Menurut Bupati, keberadaan ASN sangat penting untuk menghidupkan aktivitas perdagangan sekaligus memberi contoh nyata kepada masyarakat.

“ASN wajib berbelanja di Pasar Snun Bokur. Ini adalah dukungan nyata pemerintah kepada pedagang yang taat aturan dan bersedia pindah ke pasar baru,” ujar Orideko.

Ia juga mengingatkan kembali larangan bagi ASN untuk berbelanja di Pasar Mbilim Kayam (pasar lama). Kebijakan ini, kata Bupati, merupakan langkah tegas pemerintah agar tidak ada lagi aktivitas ekonomi di pasar lama.

“Tidak boleh ada ASN yang masih berbelanja di Pasar Mbilim Kayam. Ini bagian dari ketegasan pemerintah agar proses relokasi berjalan efektif,” tegasnya.

Program belanja rutin ASN sebenarnya sudah diberlakukan sejak awal pemindahan pasar, namun kembali ditekankan agar tujuan penataan benar-benar tercapai. Dengan keterlibatan ASN, Pasar Snun Bokur diharapkan berkembang sebagai pusat perdagangan rakyat yang tertib, nyaman, dan mampu menggerakkan perekonomian daerah.

Sejak pemerintahan Orideko I. Burdam dan Wakil Bupati Mansyur Syahdan, relokasi pasar dari Pasar Lama Mbilim Kayam ke Pasar Snun Bokur ditetapkan sebagai salah satu program 100 hari kerja.

Langkah ini tidak hanya mengaktifkan aset pasar yang telah dibangun sejak masa pemerintahan sebelumnya (era Marinda), tetapi juga menjadi bagian penting dari penataan Kota Waisai sebagai kota wisata sekaligus pusat pemerintahan yang tertib, rapi, dan modern.

Writer: Petrus Rabu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You cannot copy content of this page