Robert Kardinal Tolak Kehadiran Alfamart dan Indomaret di Pulau Doom: “Akan Mematikan Usaha Masyarakat Lokal”

Anggota DPR RI Daerah Pemilihan (Dapil) Papua Barat Daya, Robert J. Kardinal/Foto> Dok.RajaAmpatNews
Anggota DPR RI Daerah Pemilihan (Dapil) Papua Barat Daya, Robert J. Kardinal/Foto> Dok.RajaAmpatNews
banner 120x600

SORONG,RajaAmpatNews – Anggota DPR RI Daerah Pemilihan (Dapil) Papua Barat Daya, Robert J. Kardinal, menyatakan sikap tegasnya terkait rencana masuknya jaringan ritel modern seperti Alfamart maupun Indomaret ke Pulau Doom, Kota Sorong. Menurutnya, kehadiran ritel waralaba nasional tersebut akan membawa dampak serius terhadap keberlangsungan usaha kecil masyarakat lokal.

“Saya sangat mendukung agar Alfamart atau Indomaret tidak diberikan izin beroperasi di Pulau Doom, karena akan mematikan usaha masyarakat yang sudah lama menggantungkan hidupnya dari perdagangan kecil di sana,” tegas Robert Kardinal dalam keterangan yang diterima media ini, Minggu (24/8/2025).

Pulau Doom yang secara historis dikenal sebagai pusat aktivitas perekonomian dan pemerintahan di era kolonial, hingga kini masih memiliki karakter masyarakat yang sangat bergantung pada aktivitas perdagangan tradisional. Sebagian besar warganya menjalankan usaha kios, warung, hingga toko kelontong kecil untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat setempat.

Robert menilai, jika gerai ritel modern diizinkan masuk, maka akan terjadi persaingan tidak seimbang. Jaringan minimarket dengan modal besar, manajemen profesional, serta harga barang yang lebih bersaing dapat dengan mudah menggeser usaha masyarakat yang serba terbatas.

“Jangan sampai kebijakan yang salah justru membunuh ekonomi kerakyatan di Pulau Doom. Warga di sana sudah berjuang dari generasi ke generasi dengan kios dan toko kecil mereka. Kalau Alfamart atau Indomaret masuk, jelas masyarakat yang paling dirugikan,” tambahnya.

Selain itu, Robert juga menekankan pentingnya pemerintah daerah baik Kota Sorong maupun Provinsi Papua Barat Daya untuk lebih berpihak kepada pengembangan ekonomi masyarakat lokal. Ia mendorong agar pemerintah mengeluarkan kebijakan yang mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), misalnya dengan memberikan modal usaha, pelatihan manajemen, serta dukungan distribusi barang agar harga tetap bersaing.

“Pemerintah harus punya keberpihakan jelas. UMKM adalah tulang punggung ekonomi kita. Jangan hanya karena alasan modernisasi atau investasi, masyarakat kecil dikorbankan,” ujarnya.

Sikap Robert Kardinal ini mendapat dukungan dari berbagai tokoh masyarakat Pulau Doom. Sejumlah warga menyampaikan keresahan yang sama, di mana mereka khawatir toko-toko lokal akan kehilangan pelanggan jika gerai ritel modern beroperasi di wilayah tersebut.

Salah seorang pedagang sembako di Pulau Doom, yang enggan disebutkan namanya, mengaku keberadaan kios kecil sangat penting untuk menopang ekonomi keluarga.

“Kalau ada Alfamart atau Indomaret, pasti orang lebih pilih belanja di sana. Kita yang kecil-kecil ini pasti tutup. Harapannya pemerintah jangan kasih izin,” ungkapnya.

Diketahui, perdebatan mengenai perluasan jaringan ritel modern di Papua Barat Daya bukanlah hal baru. Di sejumlah daerah lain, kehadiran Alfamart dan Indomaret kerap menuai protes karena dianggap menggerus usaha lokal.

Robert Kardinal memastikan dirinya akan terus mengawal isu ini di tingkat pusat maupun daerah, agar suara masyarakat Pulau Doom benar-benar diperhatikan oleh para pengambil kebijakan.

“Bagi saya, yang utama adalah melindungi masyarakat. Saya akan berdiri di barisan depan untuk menolak izin Alfamart dan Indomaret di Pulau Doom,” pungkasnya. (Dony Kumuai)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You cannot copy content of this page