“Kami tidak datang membawa solusi instan, melainkan membuka ruang dialog dengan para pemangku kepentingan. Pendekatan kolaboratif ini diharapkan mampu menjaga kelestarian lingkungan, memperkuat ekonomi lokal, serta mendorong pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan,” ujarnya.
Waisai, Raja Ampat News — Sebanyak 29 mahasiswa lintas fakultas Universitas Gadjah Mada (UGM) siap melaksanakan Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) tahun 2025 di Kota Waisai, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya. Program ini mengusung tema “Optimalisasi Ekowisata dan Potensi Maritim Berkelanjutan melalui Sinergi Tata Kelola Pemerintah dengan Pendekatan Bottom-Up” berlangsung antara 23 Juni- 10 Agustus 2025.
Divisi Humas KKN-PPM Sorai Waisai 2025, Fakhri Muhammad dalam siaran pers yang diterima Raja Ampat News. Com, Selasa (27/5/2025) menjelaskan dipilihnya Kota Waisai sebagai lokasi pengabdian bukan tanpa alasan. Sebagai ibu kota Kabupaten Raja Ampat, wilayah ini dikenal akan kekayaan ekosistem laut dan daratnya, mulai dari keindahan terumbu karang hingga kearifan lokal masyarakat adat. Namun demikian, tantangan seperti keterbatasan infrastruktur, belum optimalnya pengelolaan wisata, dan rendahnya akses masyarakat terhadap pembangunan, menjadi fokus perhatian program ini.
Kegiatan KKN akan dilaksanakan di empat desa, yakni Bonwakir, Sapordanco, Waisai Kota, dan Warmasen. Lima fokus utama program meliputi pengembangan wisata edukatif berbasis SAVE Tourism, penguatan kapasitas masyarakat dalam ekowisata berkelanjutan, pemetaan sumber daya alam, perencanaan partisipatif pembangunan desa, serta pemanfaatan teknologi ramah lingkungan.
Dosen Pembimbing Lapangan, Dr. Djaka Marwasta, menekankan pentingnya pendekatan terpadu dan kolaboratif. “Kami tidak datang membawa solusi instan, melainkan membuka ruang dialog dengan para pemangku kepentingan. Pendekatan kolaboratif ini diharapkan mampu menjaga kelestarian lingkungan, memperkuat ekonomi lokal, serta mendorong pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan,” ujarnya.
Sementara itu, Irnandini Putri selaku Koordinator Mahasiswa menyampaikan harapan besar dari program ini. “Kami membayangkan masa depan di mana warga dan generasi muda Waisai bisa bersama-sama mengembangkan pariwisata yang bukan hanya menarik secara visual, tapi juga berakar pada lingkungan dan etika lokal,” katanya.
Tim Humas KKN Sorai Waisai 2025 yang dipimpin oleh Fakhri Muhammad juga telah melakukan komunikasi intensif dengan berbagai pihak, khususnya pemerintah daerah. Koordinasi yang baik ini diharapkan menjadi bekal penting dalam kelancaran pelaksanaan program hingga pemulangan mahasiswa nanti.
Selain mendampingi masyarakat, para mahasiswa juga akan melakukan kegiatan seperti digitalisasi pariwisata, pelatihan digital marketing, pengelolaan limbah organik, hingga sosialisasi gizi seimbang. Kegiatan ini menjadi bentuk nyata keterlibatan mahasiswa dalam kolaborasi pentahelix antara akademisi, pemerintah, komunitas lokal, pelaku usaha, dan media.
Program ini merupakan kelanjutan dari dedikasi UGM di Tanah Papua dan bagian dari konsistensi kampus dalam menjadikan ilmu pengetahuan sebagai alat perubahan sosial dari timur Indonesia untuk dunia.