Waisai, RajaAmpatNews – Suasana tak biasa terlihat di Jalan Misol, Kelurahan Sapordanco, Distrik Waisai Kota, Senin (7/7/2025). Sejak pagi, puluhan aparatur sipil negara (ASN) dari berbagai instansi tampak mengantre panjang demi mendapatkan beras jatah ASN yang didistribusikan oleh pihak terkait.
Antrean panjang itu dipenuhi oleh pegawai dari berbagai sektor, mulai dari guru hingga tenaga kesehatan. Wajah-wajah lelah namun sabar menghiasi barisan DI tepi jalan, memenuhi lokasi distribusi resmi yang telah ditetapkan sebagai titik penyaluran bantuan pangan tersebut.
Beras jatah ASN selama ini menjadi salah satu bentuk tambahan kesejahteraan bagi para pegawai. Namun fenomena hari ini justru menunjukkan sisi lain dari sistem penyaluran yang belum sepenuhnya efektif dan manusiawi.

Tak sedikit dari mereka yang datang dari kampung-kampung jauh, bahkan dari pulau-pulau kecil di sekitar Waisai. Beberapa harus meninggalkan tempat tugas, termasuk ruang kelas dan puskesmas, hanya untuk mengantre mengambil jatah beras. Ini tentu mengorbankan pelayanan publik yang seharusnya tetap berjalan.
“Kalau kami tinggalkan sekolah, anak-anak tidak belajar. Teman-teman dari pulau lebih berat lagi, mereka harus sewa perahu dan kadang bermalam,” ujar seorang guru SD dari salah satu Kampung di Raja Ampat.

Melihat kondisi ini, sudah sepatutnya pemerintah daerah mengevaluasi metode distribusi beras jatah ASN. Perlu ada sistem yang lebih terstruktur, efisien, dan mengedepankan pelayanan, misalnya dengan pengiriman langsung ke unit kerja, penjadwalan per instansi, atau melibatkan koperasi ASN dan jaringan distribusi yang ada di kampung-kampung.
Di tengah upaya meningkatkan kualitas birokrasi dan pelayanan publik, ASN tidak seharusnya menghabiskan waktu berjam-jam hanya untuk mendapatkan hak mereka. Terlebih lagi, Raja Ampat adalah wilayah kepulauan yang menuntut inovasi dalam setiap kebijakan pelayanan, termasuk distribusi logistik bagi aparatur negara.